Covid-19 di Indonesia Makin Membahayakan, WHO Desak Presiden Terapkan Lockdown, Benarkah? Simak Ini

Penularan covid-19 di Indonesia kini memasuki fase yang amat mengkhawatirkan. Lonjakan kasusnya terus meningkat drastis dari waktu ke waktu.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.com
Gejala Covid-19 Varian Delta pada anak 

"Terkait aturan tentang travel band penumpang asal negara tertentu biasanya dipraktikkan Health Quarantine atau Kantor Kesehatan Pelabuhan atau pemerintah negara tujuan."

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat di Kabupaten Manggarai Barat, Bed Khusus Pasien Positif Nyaris Penuh

"Dan ini sudah merupakan praktik umum dalam International Health Regulations sejak 2005."

"Jadi, keputusan itu adalah hak masing-masing negara sama seperti saat ini tidak menerima WNA dari India, Pakistan, bahkan kemarin sempat juga dari Inggris," ujar dr. Nadia.

Jadi, kabar bahwa WHO meminta Indonesia lockdown karena termasuk negara A1 high risk merupakan sebuah kabar bohong atau hoax.

Baca juga: Pemda Mabar Siap Vaksin Covid-19 Bagi Anak-anak Usia 12-17 Tahun

Benarkah Lonjakan Kasus Covid-19 karena Varian Delta?

Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa butuh studi lanjutan untuk meneliti keterkaitan dengan melonjaknya kasus Covid-19 dengan munculnya varian Delta Covid-19.

Hal itu disampaikan Wiku merespon pernyataan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto, yang menyebut melonjaknya kasus Covid-19 bukan karena mudik tapi adanya varian delta Covid-19.

"Hal ini saya sudah pernah menjelaskan dalam konferensi pers saya ya, butuh studi lanjutan dan butuh waktu untuk menyimpulkan," kata Wiku kepada Tribunnews.com, Minggu 27 Juni 2021.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis 15 April 2021 yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia. (Istimewa)

Baca juga: Dari Kejadian di Desa Waienga Lembata, Meterai Bukan Kewajiban Untuk Ambil BLT Covid-19

Dalam konferensi pers sebelumnya Wiku menegaskan, bahwa benar ditemukan varian baru di berbagai tempat di Indonesia dan saat ini terjadi kenaikan kasus.

Namun bukan berarti ada hubungan langsung antara keduanya.

Satgas kata Wiku, juga menunggu jika ada penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan kedua hal ini.

"Tentunya kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut, apabila ada hasil penelitian yang lebih dalam oleh perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan yang bisa membuktikan adanya potensi hubungan ditemukan varian baru dan jumlah kasus di Indonesia. Tentunya akan kami sampaikan kepada publik," katanya.

Baca juga: Dari Kejadian di Desa Waienga Lembata, Meterai Bukan Kewajiban Untuk Ambil BLT Covid-19

Sebelumnya diberitakan, Waketum IDI menilai kenaikan kasus Covid-19 sekarang ini disebabkan varian delta atau B1617. 2 asal India, bukan karena efek mudik libur Idul Fitri 2021.

Varian Delta masuk ke Indonesia karena kurangnya pengawasan di pintu masuk kedatangan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved