BEM UI Kritik Jokowi Partai Gerindra Langsung Sanggah, Ferdinand Hutahean Malah Ikut Bicara, Lho?
Presiden Jokowi dapat kritikan pedas dari BEM Universitas Indoneia. orang nomor satu di Indonesia itu dicap sebagai The King Of Lip Service.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi dapat kritikan pedas dari BEM Universitas Indoneia. orang nomor satu di Indonesia itu dicap sebagai The King Of Lip Service.
Kritikan yang dilontarkan melalui media sosial itu langsung mendapat reaksi dari para politisi, termasuk dari Partai Gerindra.
Sosok Politisi Partai Gerindra itu adalah Habiburokhman yang saat ini mengemban predikat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Dalam pernyataannya, Habiborukhman menyebutkan bahwa dirinya tak sependapat dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) itu.
Baca juga: Tolong Pak Jokowi,Kondisi Sudah Darurat,Pinta Pimpinan Komisi IX DPR Terkait Lonjakan Kasus Covid-19
Habiborukman mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo yang dicap sebagai the king of lip service sesungguhnya salah.
Oleh karena itu kata Anggota Komisi III DPR RI, Partai Gerindra tak sepakat dengan pernyataan tersebut.
"Saya tidak sepakat dengan pernyataan mereka. Pak Jokowi berkerja keras menjalankan tugas pokok dan fungsinya," tandas Habiborukhman kepada Tribunnews, Minggu 27 Juni 2021.
Dikatakannya, kendati hasil kerja presiden Jokowi itu disebut sebagai belum maksimal, namun hal itu sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal
Baca juga: Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi Perang Dingin, Sosok Ini Pasang Badan Bela Menantu Jokowi, Siapa?
Sebagai contoh, katanya, pandemi covid-19 saat ini yang membawa dampak luar diantaranya terhadap pencapaian ekonomi yang belum baik saat ini.
"Soal ekonomi misalnya, kita tahu kita di tengah situasi pandemi Covid-19 tentu banyak target yang meleset," ujar Anggota Komisi III DPR RI itu.
Sementara menyangkut polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dia menilai sikap Jokowi sudah tegas, dan tidak mencampuri lebih jauh.
"Karena nanti dikira mengganggu independensi KPK. Lagi pula kasus tersebut masih berproses, nasib 75 karyawan itu belum final," pungkasnya.
Baca juga: Jalan Bareng Jokowi, Ahok BTP Diminta Jadi The Next Presiden Indonesia Oleh Sosok Ini, Siapa?
Terkait pernyataan BEM UI tersebut, Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean juga tidak sependapat.
Bahkan Ferdinand menilai, tindakan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa UI yang sekarang tidaklah pintar seperti mahasiswa zaman dulu.
"Ternyata Mahasiswa UI skrg sudah tak pintar2 seperti mahasiswa UI jaman dulu ya. Kualitasnya sekarang cuma sprt ini. Pantes predikat Universitas2 di Indonesia ini anjlok terjerembab," tulis Ferdinand mengkomentari cuitan dari akun tersebut, Minggu 27 Juni 2021.
Bahkan, Ferdinand menyebut bahwa hal tersebut terjadi karena mahasiswa sudah terjangkit 'virus kadrun'.
Baca juga: Sosok Ini Sarankan Jokowi-Prabowo Tak Ikut Kontestasi Pilpres Lagi, Jika Tak Ingin Hal Ini Terjadi
"UI nya saja begini, bgmn yg lain? Virus qadrun mmg bikin bodoh, jauhi, jgn rusak masa depanmu," tulisnya.
Sementara itu, pegiat media sosial sekaligus dosen di Universitas Indonesia yang dikenal pendukung pemerintah, Ade Armando, juga turut berkomentar terhadap postingan itu.
"Maaf ya, mereka memang masuk UI dan terpilih jadi BEM. Tapi kan memang gak ada jaminan bahwa mereka pintar," tulis Ade Armando.
Baca juga: Ngotot Duetkan Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2024, Fadli Zon Tuding Qodari Punya Siasat Menjegal
Jadi Viral
Akun Twitter Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia membuat viral setelah menyebut Presiden Joko Widodo sebagai The King of Lipe Service.
Melalui akun @BEMUI_Official, mereka mengunggah foto presiden Jokowi dengan mengeditnya menggunakan mahkota di kepalanya.
Akun tersebut menulis, presiden Jokowi kerap mengumbar janji.
Namun, Jokowi akhirnya tidak memenuhi janjinya tersebut.
Baca juga: Anak Jokowi Marah Besar Ada Siswa Rusaki Makam, Gibran Ancam Tutup Sekolah Ini: Ngawur
Jokowi juga disebut kerap memberikan pernyataan yang tidak selaras dengan kondisi sebenarnya.
Mereka mencontohkan, pernyataan Jokowi yang menyebut dirinya rindu didemo, namun tak juga muncul ketika ada aksi-aksi demonstrasi di Instana Negara.
Juga komitmen Jokowi untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi, yang menurut mereka tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Faktanya, BEM UI mengungkap sejumlah upaya pelemahan KPK. Mulai dari revisi UU KPK, kontroversi Ketua KPK Firli Bahuri, hingga tes alih status ASN lewat tes wawasan kebangsaan (TWK) yang membuat puluhan pegawai KPK dinonaktifkan.
Baca juga: Ingat Bella Saphira? Ternyata Punya Hubungan Sedekat Ini dengan Iriana Jokowi, Apa? Ini Buktinya
"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya," tulis akun tersebut, dilihat pada Minggu 27 Juni 2021.
"Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata," imbuhnya.
BEM UI juga menyoroti pernyataan Jokowi pada Februari lalu yang mendorong revisi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) jika dirasa tidak memberi keadilan.
Baca juga: BEM UI Sebut Jokowi The King Of Lip Service, Pria Ini Langsung Pasang Badan Bela Presiden, Siapa?
"Namun bukannya memberikan jaminan berdemokrasi, rencana revisi tersebut kian merepresi kebebasan berekspresi dengan ditambahkannya sederet pasal karet," ujar BEM UI.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan Jokowi yang tidak direalisasikan itu, BEM UI meminta sang presiden berhenti membual. Mereka menegaskan rakyat sudah mual.
"Stop membual, rakyat sudah mual!," tutup BEM UI dengan tegas.
Baca juga: Ketua Fraksi Golkar MPR Sayangkan Isu Presiden 3 Periode, Idris Laena: Saya Suka Sikap Tegas Jokowi

Ini Penjelasan BEM UI
Hingga sore ini, postingan bergambar Presiden Jokowi yang nampak menggunakan mahkota berwarna merah itu telah mendapat lebih dari 19 ribu likes, dan menuai ribuan komentar warganet.
Dikonfirmasi soal postingan tersebut, narahubung yang tertera, Fathan Mubina, mengungkapkan bahwa pihaknya menilai apa yang dikatakan oleh orang nomor satu di berbagai kanal pemberitaan tidak sesuai dengan realitanya.
“Kita kan dari bidang sosial dan politik itu sendiri punya banyak isu yang perlu disikapi selaku tupoksi kita di BEM. Dan beberapa diantaranya itu ada keterlibatannya dengan presiden itu sendiri,” ujar Fathan pada TribunJakarta lewat sambungan telepon, Minggu 27 Juni 2021.
“Di pemberitaan yang ada di media, apa yang dinyatakan (Presiden Jokowi) itu tidak sesuai dengan realisasinya."
Baca juga: Tanggapi Wacana Presiden 3 Periode, Demokrat : Indonesia Bukan Hanya Jokowi dan Prabowo
"Dan cenderung menunjukan tidak adanya keseriusan gitu dalam merealisasikan pernyataan tersebut, jadi berangkat dari keresahan itu,” timpal Fathan yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI.
Fathan mengatakan, unggahan yang kini tengah viral itu pun tidak dimaksudkan untuk menyikapi isu tertentu, melainkan ‘review’ dari berbagai pernyataan Presiden Jokowi terhadap isu-isu yang ada.
“Pun sebenarnya postingan kita tidak diniatkan sebagai menyikapi isu tertentu, yang beredar sekarang kan KPK dan sebagainya."
"Di sini kita hanya mereview ulang, tentang bagaimana presiden itu menyikapi berbagai isu, dan sifatnya juga sejenis kompilasi semata dari berita yang beredar seperti yang kita tampilkan di referensi, untuk kami tanggapi,” bebernya.
Baca juga: Orang Dekat Jokowi Gencar Melobi MPR Untuk Bahas Presiden 3 Periode, Benarkah? BegIni Kata Suhendra
Ihwal viral, Fathan berujar bahwa sudah sejak lama konten yang diunggah pihaknya di sosial media akan viral ketika menyinggung pihak tertentu.
“Polanya begitu dari dulu kalau kita menyinggung pihak tertentu, publik itu kadang tidak bisa membedakan antara personal dan tanggung jawabnya."
"Kita tidak memojokkan Pak Jokowi secara personal tapi lebih kepada tanggung jawabnya sebagai presiden,” tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gerindra Tak Sepakat dengan BEM UI: Pak Jokowi Kerja Keras Menjalankan Tugas dan Fungsinya