Pilpres 2024

Ngotot Duetkan Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2024, Fadli Zon Tuding Qodari Punya Siasat Menjegal

Ngotot duetkan Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2024, Fadli Zon tuding Qodari punya siasat menjegal

Editor: Adiana Ahmad
Tribunnews.com
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. Ngotot Duetkan Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2024, Fadli Zon Tuding Qodari Punya Siasat Menjegal 

Ngotot Duetkan Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2024, Fadli Zon Tuding Qodari Punya Siasat Menjegal

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Upaya Muhammad Qodari yang ngotot duetkan Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2024 mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Partai gerindra, Fadli Zon.

Bukan senang, Fadli Zon menuding Qodari mempunyai siasat menjegal Ketua umum Gerindra, Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Muhammad Qodari yang kini duduk sebagai Penasihat Komunitas Jokowi - Prabowo 2024 (JokPro 2024), diketahui ngotot menduetkan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2024.

Momahad Qodari mengungkapkan alasan mengusung Jokowi dan Prabowo Subianto sebagai pasangan di kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Baca juga: Sosok Ini Sarankan Jokowi-Prabowo Tak Ikut Kontestasi Pilpres Lagi, Jika Tak Ingin Hal Ini Terjadi

Baca juga: Ketua Fraksi Golkar MPR Sayangkan Isu Presiden 3 Periode, Idris Laena: Saya Suka Sikap Tegas Jokowi

Menurutnya, menduetkan keduanya solusi mengatasi kemungkinan terjadinya polarisasi di tengah masyarakat. Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi menyatakan, banyak negara yang melakukan perubahan pada konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan pemerintahan.

Sementara politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menganggap wacana yang diusung Qodari, wacana yang terlalu dini disampaikan. Hal ini terangkum dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan Tribun Network, Kamis (24/6/2021).

Qodari awalnya menjelaskan, Indonesia saat ini hidup di zaman politik identitas. Kondisi ini memicu terjadinya konfrontasi atau benturan antar peradaban di tiap-tiap kontestasi pemilihan umum.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Dia beralasan, kondisi saat ini maryarakat hidup di zaman media sosial (medsos). Dunia maya yang menerapkan logika algoritma biner, kata Qodari, menciptakan fenomena yang disebut ruang gema atau echo chamber.

"Semisal seseorang mengakses informasi mengenai orang lain, misal dikasih informasi tentang si A terus, kemudian dia akses informasi tentang si B, si B terus. Itu menciptakan fenomena yang namanya ruang gema atau echo chamber," jelas Qodari.

Manifestasi fenomena echo chamber ini terjadi saat Pilpres 2019 dalam wujud kategorisasi cebong dengan kampret. Sebagai informasi, cebong dan kampret merupakan sebutan bagi pendukung Jokowi dan Prabowo.

Fenomena politik identitas dan echo chamber, lanjut Qodari, melahirkan hal-hal yang tidak pernah diduga dan tidak pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Orang Dekat Jokowi Gencar Melobi MPR Untuk Bahas Presiden 3 Periode, Benarkah? BegIni Kata Suhendra

Baca juga: Politisi PAN Heran, Jabatan Presiden 2 Periode Jokowi Pun Tolak 3 Kali Menjabat, Kok Ada yang Nekad?

Semisal pada tahun 2014, saat Presiden Jokowi akan dilantik, sesungguhnya massa simpatisan Prabowo Subianto berencana menyerbu gedung MPR.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved