Soal APD di Maurole, Bupati Ende Sebut Persoalan Kecil Jadi Besar Karena Diblok Media
Bupati Ende, Djafar Achmad memantau upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 di Kecamatan Maurole
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Selanjutnya, Bupati Djafar menegaskan, pihak Puskesmas, Camat atau siapapun yang hadir dalam pertemuan tersebut, ketika APD habis, segara cek atau lapor ke Dinas Kesehatan bukan bicara ke media.
"Yang ramai kan, belum cek peralatan di sana, antigen ada, sarung tangan ada, semua ada, tadi saya cek Dinas Kesehatan ada semua. Kalian tidak cek ke sana dulu, begitu saya lihat kalian sudah ngomong di koran, ramai jadinya Maurole ini, itu yang saya tidak mau," ungkapnya.
Bupati menegaskan, bicara tentang Covid yang boleh bicara Satgas Covid-19.
Menurutnya, sistem komunikasinya demikian, selalu lapor ke Satgas bukan lapor ke masyarakat bukan lapor ke wartawan. "Persoalan kecil jadi besar karena diblok oleh media," ungkapnya.
Berkaitan dengan penertiban Prokes tangung jawab tim Covid desa kami siap mendukung. Karantina mandiri di bawah pengawasan tim Covid-19 desa.
Keempat pertemuan, pembatasan ibadah perlingkungan. Berkenan dengan pesta. Dihentikan dulu ada pembatasan jam stengah itu ambil tindakan.
Sementara itu, pihak Puskesmas dan Camat setempat melaporkan bahwa di Maurole sudah mulai diterapkan PPKM Mikro, antara lain, kegiatan ibadah, pesta dan sebagainya dibatasi.
Juga menyampaikan, bahwa Puskesmas membutuhkan APD, swab antigen dan multi vitamin. Mininya ketersediaan APD dan swab antigen membuat mereka kewalahan dalam penanganan dan tracing. (*)