Petani Sawah Korban Terdampak Kerusakan Bendung Kambaniru di Sumba Timur Diminta Bersabar

Para petani sawah korban terdampak kerusakan Bendung Kambaniru di Kabupaten Sumba Timur diminta bersabar

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/KANIS JEHOLA
Kasatker PJPA NTT Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Bernadeta Tea, SST, MSi, MT 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Para petani sawah korban terdampak kerusakan Bendung Kambaniru di Kabupaten Sumba Timur diminta bersabar. Sebab pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggaea II ( BWS NT II) NTT kini masih berusaha untuk menangani kerusakan itu dengan cepat.

Permintaan ini disampaikan Kasatker PJPA NTT Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Bernadeta Tea, SST, MSi, MT, Jumat, 18 Juni 2021. Bernadetha dimintai komentarnya terkait target penanganan kerusakan bendung itu sehingga masalah yang dialami para petani sawah yang diairi Bendung Kambaniru segera diatasi.

"Kami tidak bisa memberi target kapan selesainya. Tapi saat ini kami sedang berusaha sekuat tenaga agar kerusakaan bendung itu segera diatasi sehingga masalah yang dihadapi para petani bisa segera diatasi," katanya.

Saat ini, demikian Bernadetha, pekerjaan yang sedang dilaksanakan adalah membangun saluran pengarah di tubuh bendung sepanjang 324 meter menuju intake. Sedangkan di saluran primer tidak ada kerusakan.

Baca juga: Bendung Kambaniru Rusak ,Semua Persawahan di Kambera Terdampak 

Baca juga: Inilah Salah Satu Dampak Jebolnya Bendung Kambaniru Bagi Persawahan di Mauliru Sumba Timur

"Pekerjaan saluran pengarah itu bersifat darurat agar air bisa mengalir masuk intake. Sebab beda elevasi dasar induk dan elevasi intake 7 meter," katanya.

Bernadetha memperkirakan untuk musim tanam tahun ini para petani terdampak rusaknya Bendung Kambaniru belum bisa menggarap lahannya karena pekerjaan di bendung tersebut berat sekali.

Salah satu titik di areal Bendung Kambaniru yang sedang dalam pengerjaan. Gambar diambil Minggu, 23 Mei 2021.
Salah satu titik di areal Bendung Kambaniru yang sedang dalam pengerjaan. Gambar diambil Minggu, 23 Mei 2021. (POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru)

"Sekarang tinggal 2 meter lagi baru air bisa masuk intake. Tapi pekerjaan itu berat sekali," katanya.

Ditemui terpisah, Kabid Operasi dan Pemeliharaan Dinas PUPR NTT, Beni Nahak, menjelaskan, pekerjaan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi NTT di Bendung Kambaniru sudah selesai.

"Pekerjaan kami hanya 100 meter, mengeruk sedimen di saluran skunder. Itu sudah selesai. Tapi belum bisa dialiri air karena masih menunggu selesainya pekerjaan dari Balai Sungai," kata Beni.

Baca juga: Beginilah Kondisi Bendung Kambaniru Setelah Ambruk Akibat Bencana Seroja

Baca juga: Wakil Ketua DPR RI Tinjau Kerusakan Bendung Kambaniru Kabupaten Sumba Timur

Untuk diketahui, hampir semua areal persawahan di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur mengalami dampak yang luar biasa akibat rusaknya Bendung Kambaniru. Kerusakan bendungan ini masih dalam tahap pengerjaan.

Alat berat sedang mengeruk sedimen di Bendung Kambaniru, Kabupaten Sumba Timur, Sabtu (17/4/2021).
 
Alat berat sedang mengeruk sedimen di Bendung Kambaniru, Kabupaten Sumba Timur, Sabtu (17/4/2021).   (POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru)

Camat Kambera, Pemekar Djanggakadu, S.Sos, Jumat 28 Mei 2021, menjelaskan, setelah bendung itu jebol, maka aktivitas pertanian terutama pertanian lahan basah atau persawahan terganggu. Bahkan, sama sekali tidak ada.

"Hampir semua areal persawahan yang ada di Kambera itu terdampak. Areal persawahan yang ada semuanya kering," kata Pemekar.

Dijelaskan, petani yang merasa dampak jebolnya bendung itu adalah di wilayah Malumbi, Lambanapu, Mauliru dan sekitarnya.

"Kelompok tani yang ada tidak bisa mengelak dari kondisi tersebut. Memang saat ini, lahan sawah tidak bisa dikerjakan," katanya.

Dikatakan, Bendung Kambaniru itu mengairi 1.440 hektar lahan pertanian yang ada di Kecamatan Kambera dan saat ini ribuan hektar itu terdampak.

Pantauan POS-KUPANG.COM, beberapa areal persawahan di Malumbi dan Lambanapu kering. Kondisi ini disebabkan air tidak ada yang mengalir di saluran irigasi karena jebolnya Bendung Kambaniru.

Saluran irigasi yang ada nampak kering. Sebagian besar tanah di petak-petak sawah sudah mulai pecah. (Lapora Reporter POS- KUPANG.COM, Kanis Jehola)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved