Cerita Febronia Siswi Smater Don Bosko Lewoleba Lolos Tes Fakultas Kedokteran UGM
Cerita Febronia Siswi Smater Don Bosko Lewoleba Lolos Tes Fakultas Kedokteran UGM
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Cerita Febronia Siswi Smater Don Bosko Lewoleba Lolos Tes Fakultas Kedokteran UGM
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Prestasi membanggakan ditorehkan Febronia Nini Sura, siswi SMAS Frater Don Bosko Lewoleba yang lolos Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN) Tahun 2021 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ( UGM).
Siswi yang akrab disapa Feby Sura itu kini sedang menjalani tes kesehatan di Kota Kupang sebelum menjalani masa pendidikan di salah satu universitas terbaik di Indonesia itu.
Dihubungi Pos Kupang, Kamis, 17 Juni 2021, Feby Sura mengaku bangga dan merasa sukacita atas pencapaian ini. Tapi, perjuangannya untuk sampai pada titik ini memang tidak mudah. "Banyak kendala juga, seperti pada persiapan orangtua," ungkap Feby.
Baca juga: FK Undana Berkomitmen Wujudkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih Melayani
Baca juga: Sr.Esto Mengaku Anak-Anak Korban Eksploitasi Ingin Pulang
Salah satu siswi berprestasi di SMAS Frater Don Bosko Lewoleba ini sempat putus asa dan merasa tidak percaya diri lagi untuk mengikuti seleksi.
"Waktu itu sudah putus asa karena jadwal diubah. Tapi ternyata keluar jadwal harus tes di Kupang dan harus siap cepat. Waktu itu kesulitan dapat tiket di Larantuka tapi akhirnya dapat tiket via Maumere," katanya.
Dia mengakui orangtuanya sempat kesulitan biaya transportasi Feby ke Kupang. Namun, ibunya, Paulina Vinsensia Wutun tetap berupaya mendapatkan tiket pesawat supaya anaknya bisa mengikuti tes di Kupang.
Karena kesulitan uang, Feby sempat menjual buku-buku pelajarannya. Dari hasil penjualan buku di adik-adik kelasnya, putri dari Silvester Yosep Belawa Sura itu berhasil mengumpulkan uang senilai Rp 300 ribu.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 12 di Sumba Timur
Baca juga: Siswa Frateran Ndao Wakili NTT Pada LDBI Tingkat Nasional
Uang tersebut dipakai untuk biaya rapid antigen sebelum naik pesawat ke Kupang di Bandara Frans Seda Maumere.
Sehingga tersisa Rp 50 ribu di tangan. Ibunya kemudian memberinya uang Rp 200 ribu. Jadilah dia berangkat ke Maumere dan selanjutnya ke Kupang dengan bekal di dompet hanya Rp 250 ribu.
"Uang itu saya pakai beli tiket kapal cepat lagi ke Larantuka dan tersisa 150 ribu. Di Larantuka saya tidak makan supaya hemat jadi ada bus langsung ke Maumere. Dari uang 150 ribu lalu saya bayar bis 60 ribu. Tapi sampai di Boru ada satu ibu yang traktir saya makan. Uang sisa 90 ribu untuk biaya sampai di Kupang," kenang Feby mengisahkan pengalamannya itu.
Sampai di Kupang, dia tinggal di kos kakaknya di Kawasan Penfui. Feby ingat pesan ibunya saat itu supaya rajin berdoa dan belajar.
"Waktu mau dapat kabar lulus saya minta tolong teman cek di hapenya karena hape saya rusak. Teman sempat bercanda bilang saya tidak lulus, tapi kemudian dia kirim bukti kalau saya lulus di Fakultas Kedokteran UGM. Bapa dan mama bangga sekali," ungkapnya bahagia.
Feby mengakui keberhasilan dia tak lepas dari peran SMAS Frater Don Bosko Lewoleba yang memiliki tenaga pendidik berkualitas dan visioner. Bahkan, banyak soal dalam ujian tes tersebut sudah pernah diajarkan oleh para gurunya di SMAS Frater Don Bosko Lewoleba.
"Cara mengajar dan materi-materi yang guru ajar di sekolah itu dekat dengan materi-materi UTBK. Waktu tes UTBK itu saya ingat sama dengan pelajaran di sekolah. Misalnya, tes Bahasa Indonesia, saya ingat dengan pelajaran di sekolah yang ibu Agnes ajar waktu di sekolah," katanya.