Amerika Punya Rencana Licik di Timor Leste, Adakan Proyek Kontroversial di Bumi Lorosae
Letak Timor Leste yang dianggap dekat dengan Australia bisa menjadi benteng bagi Australia dan Amerika untuk membendung agresi militer negara-negara d
POS KUPANG.COM -- Wilayah Timor Leste yang kini yang sudah lepas dari Negara Kesatuan Repulik Indonesia atau NKRI menjadi rebutan banyak negara antara lain Ausralia , China dan Amerika
Letak Timor Leste yang dianggap dekat dengan Australia bisa menjadi benteng bagi Australia dan Amerika untuk membendung agresi militer negara-negara di utara termasuk China ke wilayah Australia dan Selandia Baru
Sementara China membutukna wilayah Timor Leste agar bisa mengontrol wilayah Pasifik termasuk batu loncatan untuk menyerbu Australia
Sementara Amerika juga membutuhkan Timor Leste agar negara itu tak jatuh ke tangan China yang bisa menggu stabilitas di kawasan Australia dan sekitarnya
Sebagai negara kecil yang berdiri dengan kakinya sendiri, bantuan dan investasi asing dianggap sangat berarti.
Baca juga: Australia Makin Terancam, China Makin Kuasai Timor Leste , Negeri Kanguru Ketar Ketir Bila Perang
Baca juga: Inilah Tempat Teraman Rakyat Timor Leste Sembunyi Saat Perang Dunia ke II, Begini Kondisinya Kini
Baca juga: 20 Tahun Lepas dari Indonesia,Timor Leste Terima Kenyataan 50% Anak-anaknya Kurang Gizi dan Stunting
Oleh sebab itu, Timor Leste menerima setiap investasi asing yang masuk, seperti dari Australia hingga China, bahkan Amerika
Walau sedikit terdengar bantuan dari Amerika untuk Timor Leste , ternyata AS punya investasi di Timor Leste.
Menurut Macaubusiness, duta besar AS di Dili sempat membicarakan kesepakatan dengan Timor Leste mengenai penyediaan pesawat untuk opersi Baucau.
Tujuan pengadaan pesawat itu adalah untuk melakukan pemantauan maritim di wilayah negara tersebut.
"Saya optimis dan saya pikir sangat dekat untuk mencapai tahap akhir, hingga dokumen ini bisa masuk ke Kabinet, kemudian kami bisa menandatanganinya dan memulai persiapan," Kata Kevin Blackstone.
Proyek ini bertujuan menyediakan pesawat Cessna, untuk pengawasan maritim.
Kendaraan darurat dan beberapa perbaikan ringan untuk infrastruktur bandara Bauncau, kota terbesar kedua di Timor Leste setelah Dili.
Proyek ini telah berjalan sejak 2018, ketika kontak pertama tentang inisiatif dibuat antara Timor Leste dan kedutaan besar AS di Dili.
Tetapi proyek itu ditandai dengan kontroversi, dengan beberapa kritikus menyarankan itu adalah upaya Amerika Serikat untuk mendirikan sebuah pangkalan di Baucau.
Blackstone jelas menolak kontroversi tersebut, bersikeras bahwa Washington tidak memiliki rencana untuk membangun pangkalan militer di Timor Leste.