Pengobatan Picu Efek Samping Jangka Panjang Walau Kesembuhan Anak Penderita Kanker Meningkat
Hal tersebut merujuk data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, kasus kanker anak dan remaja lebih dari 300.000 per tahun.
Pengobatan Picu Efek Samping Jangka Panjang Walau Kesembuhan Anak Penderita Kanker Meningkat
POS KUPANG.COM-- - Meski kasus terus meningkat, keberhasilan pengobatan kanker pada anak dinilai cukup tinggi saat ini.
Hal tersebut merujuk data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, kasus kanker anak dan remaja lebih dari 300.000 per tahun.
Walaupun keberhasilan pengobatan cukup tinggi, dibandingkan dengan orang dewasa, anak berpotensi memiliki efek samping pengobatan kanker jangka panjang.
Dari tiga jenis pengobatan utama kanker pada anak, yakni pembedahan, radioterapi dan kemoterapi, semuanya berpotensi menimbulkan efek samping jangka panjang.
Menurut Prof. Dr. Bidasari Lubis, SpA(K) dari Departemen Hematologi dan Onkologi Anak, FK USU Medan, secara umum efek jangka panjang pengobatan kanker pada anak bisa berupa gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, gangguan organ, gangguan reproduksi, munculnya kanker sekunder, dan efek psikososial.
Efek jangka panjang pengobatan kanker bisa muncul beberapa waktu setelah selesai pengobatan, dan memengaruhi kualitas hidup saat anak menjadi remaja atau dewasa.
Data penelitian di Amerika menunjukkan, diperkirakan dua dari tiga penyintas kanker anak akan mengalami efek jangka panjang.
Efek jangka panjang ini sangat tergantung pada usia anak saat terdiagnosis kanker dan menjalani terapi, tipe kanker, dosis dan volume radioterapi, dosis kemoterapi, adanya komorbid (penyakit penyerta) dan kelainan genetik.

"Efek jangka panjang yang kerap ditemui adalah gangguan fungsi organ, mulai dari mata, jantung, saraf, tulang dan lain-lain. Selain itu ada potensi gangguan kekebalan tubuh dan kemungkinan muncul kanker kedua," ujar Prof Bidasari Lubis dalam webinar YOAI tentang Efek Samping Jangka Panjang Pengobatan Kanker Pada Anak, belum lama ini.
Semuanya itu menurut Prof. Bidasari, dapat menimbulkan efek psikologis berupa gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi.
Anak-anak yang mendapatkan terapi kerap mengalami depresi, kecemasan, stres, terutama saat diagnosis dan awal terapi.
Setelah mendapatkan pendampingan dari psikolog, biasanya membaik. Oleh karena itu, pendampingan sebaiknya dilakukan sejak awal sampai pasca terapi.

Sistem reproduksi