Sejajar Ujicoba Panduan Operasional Covid-19: Pandemi Berdampak Tak Terpenuhinya Hak Anak

Sejajar Ujicoba Panduan Operasional Covid-19: Pandemi Berdampak Tak Terpenuhinya Hak Anak

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/NOVEMY LEO
Koordinator SEJAJAR NTT, Veronika Ata, dalam pelatihan ujicoba panduan operasional Covid-19 berprespektif anak di Provinsi NTT, Rabu dan Kamis (2-3/6/2021) di Amaris Hotel Kupang. 

Sejajar Ujicoba Panduan Operasional Covid-19: Pandemi Berdampak Tak Terpenuhinya Hak Anak

POS-KUPANG.COM - JARINGAN organisasi masyarakat sipil dan lembaga swadaya masyarakat (OMS-LSM) atau SEJAJAR menggelar pelatihan uji coba Panduan Operasional Covid-19 Berperspektif Anak.

Kegiatan berlangsung di Amaris Hotel Kupang, Rabu-Kamis (2-3/6), terselenggara atas kerja sama SEJAJAR Nasional diwakili Forum Perguruan Tinggi Penanggulangan Resiko Bencana (FPTPRB), SEJAJAR Provinsi NTT dan Wahana Visi Indonesia ( WVI).

Fasilitator kegiatan, yaitu Kordinator SEJAJAR NTT Veronika Ata, Mario Vieira, Buce Ga dan Ana Djukana selaku moderator. Peserta pelatihan terdiri dari Satgas Covid-19 tingkat kelurahan se Kota Kupang, akademisi dari Undana, Unika, Unkris dan Muhammadiyah.

Baca juga: Promo Harga Spesial Alfamart Senin 7 Juni 2021, Detergen Murah Mulai Rp 10.900

Baca juga: Gadis 19 Tahun Menikah dengan Kakek 58 Tahun, Malam Pertama Jadi Perhatian, Ini Pengakuan Ira

Berikutnya, Bengkel APPek, CIS Timor, IRGSC, LPA, LBH APIK, Rumah Perempuan, Tanggap Bencana Keuskupan Agung Kupang, Persani, Geramin, Wadah Foundation dan pers.

"Panduan ini diuji coba di NTT dan Sumatera Utara. Semua input akan disampaikan secara nasioanl ke kementerian dan OPD terkait dan akan digunakan secara nasional. Buku panduan ini diperuntukkan bagi Satgas tingkat desa/kelurahan," kata Veronika Ata.

Menurutnya, bencana dan krisis kesehatan dapat terjadi kapan saja ditengah masa pandemi Covid-19. Merebaknya wabah Covid-19 dapat menempatkan anak pada situasi tanpa adanya kehadiran orang tua atau pengasuh mereka untuk sementara waktu, bahkan dapat juga terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Wabah Covid-19 juga menghambat tidak hanya kegiatan belajar-mengajar anak di sekolah, pelaksanaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) bagi balita, tetapi juga melumpuhkan kegiatan ekonomi keluarga dan masyarakat.

Baca juga: Nikita Mirzani: Tak Nyaman

Baca juga: Wawancara Khusus dengan Fahri Hamzah: Blak-Blakan Soal Alih Status Pegawai KPK (Bagian-2)

Hal ini kemudian berpotensi untuk menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak anak termasuk perlindungan bagi anak itu sendiri. Oleh karena itu kesiapsiagaan masyarakat khususnya dalam mencegah dan menanggulangi pandemi Covid-19 harus menjadi perhatian bersama.

Veronika Ata mengatakan, dalam pengendalian Covid-19 yang efektif dan cepat membutuhkan upaya pencegahan (preventif dan promotif) serta penanganan kesehatan, dampak ekonomi dan sosial mulai dari tingkat terkecil yaitu desa/kelurahan.

Pelatihan dilakukan dengan metode kombinasi daring dan luring dirancang guna membantu OMS/LSM untuk memberikan pengetahuan pada peserta yang merupakan perwakilan SEJAJAR Sumatera Utara dan Satgas Covid-19 berbagai level di Kota Medan beserta perwakilan unsur Pentahelix Penanganan Covid-19 agar dapat menggunakan Panduan Operasional Covid-19 dalam melakukan respons kemanusiaan dan pandemi Covid-19.

"Harapannya setelah uji coba ini ada input dari NTT supaya ada tambahan atau hal positif bisa dimasukan dalam buku panduan yang akan bisa diimplementasikan di seluruh Indonesia," ujar Veronika Ata.

Mario Viera menambahkan, pelatihan selama dua hari berlangsung dengan dinamika yang luar biasa.

"Setiap peserta sangat antusias memberikan masukan dan tanggapan yang positif. Fasilitator dan moderator juga menjalankan peran yang luar biasa," ucap Mario.

Mario menjelaskan, SEJAJAR adalah sekretariat Jaringan antar Organisasi Masyarakat Sipil Lembaga Swadaya Masyarakat (OMS-LSM). SEJAJAR diprakarsai MDMC PP Muhammadiyah, Pujiono Centre dan OXFAM di Indonesia adalah wahana lintas jaringan, lintas sektor dan lintas tataran.

SEJAJAR terdiri dari 26 jaringan OMS-LSM nasional dan lebih dari 600 organisasi kemasyarakatan di semua provinsi untuk secara terorganisasi berperan dalam penanganan Covid-19 dan dalam jangka panjang mendorong kehidupan bernegara yang lebih beradab. (novemy leol)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved