Dinkes Mabar Edukasi Warga Air dari Kali Wae Rae Dimasak Sampai 100 Derajat Celcius Baru Dikonsumsi
Dinkes Mabar melakukan edukasi kepada warga agar air dari Kali Wae Rae dimasak sampai 100 derajat celcius
Dijelaskannya, kondisi tersebut dialami ratusan jiwa di Dusun Laing Bakok dan Dusun Wae Bue. Warga 2 dusun ini terbagi dalam 4 blok dan menempati area tersebut sejak 1997 dalam program transmigrasi lokal.
Sementara itu, krisis air bersih juga dialami di dua kampung di Dusun Bancang yakni Kampung Bancang dan Kampung Weor.
Sehingga, total warga yang mengalami kesulitan air bersih di desa tersebut mencapai 1.152 jiwa.
Masyarakat, aku Yoseph, hanya pasrah dengan keadaan tersebut, sebab selama ini minim perhatian dan sejak puluhan tahun lalu mengonsumsi air kali.
"Kondisi ini sangat memprihatikan," keluhnya.
Saat masih tergabung dalam desa induk, Desa Macang Tanggar, krisis air bersih ini dinilai tidak diperhatikan.
Pihak pemerintah desa tidak memiliki anggaran, sehingga ia pun telah mengupayakan pengadaan air bersih menggunakan anggaran aspirasi seorang anggota DPRD Kabupaten Mabar pada 2020 lalu, namun hal tersebut urung dilakukan karena pandemi Covid-19.
"Karena recofusing anggaran karena Covid-19, tidak jadi dikerjakan," ungkapnya.
Yoseph menuturkan, pada 2004 silam melalui Dinas Kimpraswil Provinsi NTT dalam program Pamsimas, warga sempat mendapatkan air bersih yang bersumber dari mata air Wae Rae.
Namun demikian, kondisi tersebut hanya terjadi selama sepekan, sehingga warga kembali mengonsumsi air kali Wae Rae.
Sejumlah warga, lanjut Yoseph, sering mengalami diare setiap tahunnya dikarenakan mengonsumsi air kali yang diduga telah tercemar dan terkontaminasi pestisida.
"Diare karena itu memang dampak dari air itu karena konsumsi Air tidak layak. Faktor utamanya dari air minum," bebernya.
Pemerintah desa, saat ini tidak memiliki anggaran karena recofusing anggaran, sehingga ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan masyarakat Desa Persiapan Golo Tanggar, sebab krisis air bersih telah dialami warga puluhan tahun.
"Seandainya pemerintah belum ada anggaran untuk air bersih, prioritas lah air bersih jangan lain-lain, jangan sumbang makan dan lainnya, sumbang saja air minum itu, sehingga dapat digunakan untuk masyarakat, karena itu adalah kebutuhan pokok masyarakat untuk minum, masak, mencuci dan mandi," katanya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), masih terbelit persoalan sulitnya mengakses air bersih untuk kebutuhan hidup, Rabu 2 Juni 2021.