Konflik Israel Palestina

Serangan ke Gaza Palestina Diseut Perang Lawan Teroris, Benjamin Netanyahu Bertekad Hancurkan

Serangan Israel ke Gaza merupakan aksi militer negara itu untuk menghancurkan kelompok Hamas yang dianggap sebagai teroris

Editor: Alfred Dama
Al Jazeera
PM Israel Benjamin Netanyahu 

Di dalam negeri sendiri, dia memperluas privatisasi pemerintah, dan meliberalisasi mata uang, hingga mengurangi defisit ‘Negeri Zionis’.

Setelah mengadakan pemilu 17 bulan lebih awal dari seharusnya, pada 1999, Netanyahu dikalahkan oleh pemimpin Partai Buruh Ehud Barak, mantan komandannya.

Netanyahu kemudian mengundurkan diri sebagai pemimpin Likud akibat kekalahan itu, dan digantikan oleh Ariel Sharon.

Baca Juga: Sudah Dimanja Penggal Kepala Palestina, PM Israel Malah Berpikir Amerika Adalah Negara Bodoh, Ini Sebabnya

Dia kembali masuk ke pemerintahan setelah Sharon terpilih sebagai perdana menteri pada 2001.

Sementara, Netanyahu menjabat sebagai menteri luar negeri, kemudian sebagai menteri keuangan.

Namun dia mengundurkan diri pada 2005 sebagai protes atas penarikan Israel dari Jalur Gaza.

Netanyahu kembali memenangkan kepemimpinan di partai Likud pada 2009, dan terpilih sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya.

ilustrasi. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.Euractiv
ilustrasi. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Pertama kalinya pula dia menyetujui pembekuan pembangunan selama 10 bulan di Tepi Barat.

Pada periode itu, memungkinkannya pembicaraan damai dengan Palestina.

Dia menyerukan demiliterisasi Palestina, yang mengakui negara Yahudi.

Tetapi negosiasi gagal pada akhir 2010. Dia kemudian memperkuat posisinya dengan menyatakan dalam wawancara radio pada 2019 bahwa "Negara Palestina tidak akan dibuat, tidak seperti yang dibicarakan orang. Itu tidak akan terjadi."

Serangan ke Gaza

Sebelum dan setelah Netanyahu kembali menjabat pada tahun 2009, rupanya serangan Palestina dan aksi militer Israel membawa ‘negeri Zionis’ itu dalam konfrontasi di dalam dan sekitar Jalur Gaza.

Netanyahu pada akhir 2012, memerintahkan serangan besar-besaran setelah eskalasi tembakan roket ke Israel.

Juli 2014, kekerasan lintas batas berkobar lagi setelah gelombang serangan roket, dan ditanggapi dengan kampanye militer lainnya.

Perang 50 hari itu menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina, kebanyakan dari mereka warga sipil, menurut pejabat PBB dan Palestina.

Sementara, di pihak Israel, 67 tentara dan enam warga sipil tewas.

Meskipun selama konflik Israel mendapat dukungan dari Amerika Serikat, sekutu terdekatnya, hubungan antara Netanyahu di masa Presiden Barack Obama terbilang sulit.

Hubungan keduanya menjadi sangat buruk ketika Netanyahu berpidato di depan Kongres AS pada Maret 2015.

Dia memperingatkan atas "kesepakatan buruk" yang timbul dari negosiasi AS dengan Iran atas program nuklirnya.

Pemerintahan Obama mengutuk kunjungan itu, serta menyebutnya sudah mengganggu dan merusak relasi.

Kasus pidana

Kalau kelihatannya di luar negeri, agendanya terlihat ‘sukses’ nyatanya setelah 2016 Netanyahu dirundung oleh invetigasi korupsi di dalam negeri.

Penyelidikan itu pun berujung pada tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan atas tiga kasus terpisah pada November 2019.

Benjamin Netanyahu mencela proses hukum tersebut setelah didakwa pada 2019 sebagai ‘percobaan kudeta’.

Dia diduga menerima hadiah dari pengusaha kaya dan memberikan bantuan untuk mencoba mendapatkan liputan pers yang positif.

Namun, dia menyangkal telah melakukan kesalahan dan mengklaim menjadi korban dalam ‘perburuan’ politik yang direkayasa oleh lawan-lawannya.

Pengadilan yang dilakukan pada Mei 2020 membuatnya menjadi perdana menteri Israel pertama yang menghadapi tuntutan pidana saat menjabat.

Namun, dia tetap menentang seruan lawan untuk mundur.

Netanyahu tetap selamat dari tiga pemilihan umum yang kontroversial dalam waktu kurang dari satu tahun, meski di bawah tuduhan kriminal.

Hal itu membuat kemenangannya mencetak rekor masa jabatan kelima.

Bagaimana pun dia setuju untuk berbagi kekuasaan dengan saingan politiknya, Benny Gantz.

Hal itu dimaksudkan untuk penanganan keadaan darurat virus corona, sayangnya pemerintahan itu runtuh hanya dalam delapan bulan.

Dalam dua tahun pun akhirnya digelar pemilihan umum keempat.

Likud memenangkan kursi terbanyak.

Tetapi oposisi di antara partai-partai sayap kanan mempertanyakan kelanjutan Netanyahu, karena sebagai perdana menteri dia tidak bisa mengamankan suara mayoritas. (Bernadette Aderi Puspaningrum)

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari .grid.id dengan judul ‘Kami Melawan Organisasi Teroris Terus Berlanjut’ Inilah Benjamin Netanyahu, Veteran Prajurit Israel Anti-Terorisme, Tapi Tersangkut Kasus Pidana? 

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved