BJ Habibie Dicibir di Indonesia Namun Dianggap Pahlawan oleh Rakyat Timor Leste Karena Lakukan ini
Keputusan Presiden ke 3 RI , Prof. Dr. BJ Habibie yang memberi ksempatan bagi rauat Timor Leste untuk memiliki opsi otonomi khusus atau merdeka telah
lihat foto
POS KUPANG.COM -- Keputusan Presiden ke 3 RI , Prof. Dr. BJ Habibie yang memberi ksempatan bagi rauat Timor Leste untuk memiliki opsi otonomi khusus atau merdeka telah menyebabkan negara itu lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI
Keputusan BJ Habibie juga mebuat gelomang pengungsi besar-besaran dari Timor Leste masuk ke wilayah NTT
Wilayah NTT yang sudah dianggap miskin pun harus relah menerima saudara-saudara dari Timor Leste .
Bahkan tidak sedikit kelurga di Kabupaten Belu , Kabupaten Timor Tengah Utara , Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Kupang harus berbagi halaman rumah bagi warga Timor Leste yang eksodus
Sementara BJ Habibie seteleh melepas jabatan sebagai Presiden RI langsung meninggalkan negara ini dan bermukim di Jerman
Sementara pengungsi Timor Timur bersama rakyat NTT harus menderita menanggung dampak konflik di Timor Leste
Keputusan Presiden Habibe memberikan refrendum untuk menentukan nasib sendiri orang-orang Timor Leste sempat mendapat pro dan kontra.
Timor Leste sendiri wilayah tersebut berintegrasi dengan Indonesia kurang lebih selama 24 tahun.
Baca juga: Ternyata Nama Negara Timor Leste Punya Arti yang Unik Loh, Tak Banyak yang Tahu, Apa?
Baca juga: PBB Sudah Ingatkan Timor Leste Jelang Merdeka Tidak Gampang Urus Negara, Kini Terbukti Termiskin
Baca juga: Pengakuan Ramos Horta : Timor Leste Setelah Merdeka Impor 70% Barang dari Indonesia
Baca juga: Begini Sistem Pemerintahan Timor Leste Ada Presiden dan Perdana Menteri , Kok Bisa? Ini Penjelasanya
Timor Leste berintegrasi dengan Indonesia dan menjadi provinsi ke-27 pada tahun 1976 setelah berhasil diinvasi oleh pasukan Indonesia.
Namun, invasi yang dilakukan Indonesia dianggap sebagai bentu pelanggaran HAM.
'Seroja' merupakan nama sandi untuk operasi militer pasukan Indonesia ke bekas jajahan Portugis tersebut di akhir tahun 1975.
Saat itu, kekosongan kekuasaan terjadi setelah Portugis menarik pasukannya, sementara rakyat Timor Leste terpecah, ada kelompok pro-integrasi dengan Indonesia dan pro-kemerdekaan.
Bahkan, selama 2 dekade menjadi wilayah Indonesia, kelompok pro-kemerdekaan terus saja melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia.
Setelah dipertahankan sejak era Presiden Soeharto, akhirnya di masa pemerintahan BJ Habibie Timor Leste dibiarkan menggelar referendum pada 30 Agustus 1999.
Menukil Irish Times, Presiden Indonesia, BJ Habibie, lalu mengatakan tahun 1999 dia ingin masalah Timor Timur diselesaikan awal tahun depan.
