Prajurit TNI Asal NTT Gugur di Papua: Prada Ardi Tulang Punggung Keluarga

Seorang Prajurit TNI Asal NTT gugur di Papua: Prada Ardi tulang punggung keluarga

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Suasana penjemputan jenazah almarhum Prada Ardi Yudi Arto di Cargo Bandara El Tari Kupang NTT pada Kamis, 20 Mei 2021 pagi. 

Seorang Prajurit TNI Asal NTT gugur di Papua: Prada Ardi tulang punggung keluarga

POS-KUPANG.COM - PRADA Ardi Yudi Ardiyanto gugur setelah dikeroyok sekitar 20 orang tak dikenal (OTK) di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (18/5). Jenazah prajurit Yonif Para Raider 432 Wira Setia Jaya (WSJ) ini tiba di Bandara El Tari Kupang, Kamir (20/5/2021) sekitar pukul 07.00 Wita.

Selain utusan keluarga, jenazah Prada Ardi dijemput anggota Kodim Kupang, Pom TNI AD dan TNI AU. Selanjutnya, jenazah Prada Ardi dibawa dengan ambulans Rumah Sakit Wira Sakti Kupang menuju rumah duka di Desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.

Jenazah Prada Ardi dihantar dari Papua sampai Malaka oleh Pasiminlog Satgas Yonif PR 432/WSJ, Lettu (Inf) Juniarta.Mobil ambulans yang membawa jenazah Prada Ardi tiba di rumah duka sekitar pukul 14.00 Wita, disambut isak tangis.

Baca juga: Mytha Lestari: Naik Pitam

Baca juga: Kepala Basarnas Kupang Emy Freezer Sigap Hadapi Bencana: Puji Kolaborasi Tim SAR Gabungan

Prada Ardi merupakan anak ketiga dari empat bersaudara buah hati pasangan Sersan Mayor Suardoyo (almarhum) dan Heli Astutik. Tiga saudaranya adalah Mansur Suares, Surtiningsih dan Pratono.

"Tulang pungguk keluarga kami sudah pergi, tidak ada harapan lagi. Mau bilang apa, ini sudah takdir," ratap Heli Astuti.

Enam prajurit TNI siaga menggotong peti jenazah yang ditutup bendera Merah Putih, masuk ke rumah duka. Selanjutnya, upacara kemiliteran dipimpin Mayor (Inf) Ahmad Hartono.

Jenazah disemayamkan selama 30 menit. Keluarga hanya diberikan kesempatan untuk melihat peti jenazah sebelum diberangkatkan ke pekuburan di Betun. Anggota keluarga meratap sambil memeluk peti jenazah. Pukul 14.30 Wita jenazah diserahkan keluarga ke jajaran TNI untuk proses penguburan.

Baca juga: Jumat Bersih, ASN Dan Warga Bersihkan Halaman Kantor Dan Rumah Warga

Baca juga: Anggota DPD RI, Abraham Liyanto Menyebut Mafia Tanah Menghambat Investasi

Sebelum dikebumikan, jenazah Prada Yudi disholatkan di Mesjid Al-qadr Pasar Baru. Upacara kemiliteran kembali dilaksanakan di kawasan pekuburan yang dipimpin Dandim 1605/Belu, Letkol (Inf) Wiji Untoro. Tembakan salvo sebanyak satu kali oleh prajurit TNI memcahkan keheningan.

Perlahan-lahan peti jenazah diturunkan ke kuburan. Isak tangis keluarga kembali pecah. Petugas kemudian sekilas membacakan riwayat hidup almarhum sejak lahir hingga menemui ajal.

Heli Astutik menuturkan, dia mendapat kabar kematian tragis anaknya sejam setelah kejadian. Dia tak sanggup melihat kondisi anaknya yang luka terpotong.

"Memang sebelum kejadian itu dia (almarhum) sempat telepon, video call dengan saya. Sempat berceritra. Tapi saya ada firasat tidak baik. Tapi saya abaikan saja dengan mencari kesibukan di rumah," tuturnya.

Ternyata, firasat itu memberi tanda bahwa anaknya akan mengalami peristiwa dibunuh orang tak dikenal. Menurut Heli Astutik, dari informasi yang dia dapatkan bahwa yang memimpin pembunuhan ini adalah kawan anak Papua yang setiap hari bersama almarhum.

"Namanya saya yang lahirkan dia, besarkan dia firasat buruk selalu saja ada. Tapi saya berdoa agar dia di tempat tugas selalu aman dan dilindungi Tuhan. Tapi yang terjadi, anak kesayangan saya ini telah pergi selamanya," ujar Heli Astutik dengan terbata-bata dan berlinang air mata.

Ia mengaku anaknya sangat baik dan sopan, menyayangi kakak dan adiknya. Bahkan semasa di SMAN Harekakae, almarhum termasuk anak yang rajin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved