Kisah Leonard Laimeheriwa 20 Jam Tenggelam: Sang Ayah Berdoa Minta Kembalikan Jasad

Kisah Leonard Laimeheriwa 20 jam tenggelam: sang ayah berdoa minta kembalikan jasad

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Leonard Laimeriwa (tengah) di dampingi ayahnya Jidon Laimeriwa (kanan) dan kakaknya Aten (kiri) 

Kisah Leonard Laimeheriwa 20 jam tenggelam: sang ayah berdoa minta kembalikan jasad

POS-KUPANG.COM - SUKACITA menyelimuti keluarga Jidon Laimeheriwa (41) dan Bertalin Letelay (39). Pasangan suami istri yang berdomisili di Kelurahan Babau, Kabupaten Kupang ini tak berhenti mengucap syukur karena buah hati mereka, Leonard Laimeheriwa (11) selamat dari maut.

Leonard tenggelam dan hilang di sungai Bileno, Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang, Minggu (16/5) pukul 15.40 Wita.

Kejadian itu bermula ketika Jemaat Getsemani Babau rekreasi bersama di sungai Bileno. Leonard bersama ibunya turut serta.

Baca juga: Prilly Latuconsina: Kebun Sayur

Baca juga: KKB Papua Diultimatum Menyerah dan Segera Menyerahkan Diri, Tingga Tungguh Waktu Hancur

Sekitar pukul 15.40 Wita, rombongan hendak bersiap pulang. Namun Leonard dan temannya Farel Marselo Pian (11), masih mandi. Farel sempat mengajak Leonard berhenti mandi dan keluar dari sungai.

Entah mengapa, tiba-tiba Leonard berteriak minta tolong. Pada waktu Leonard meminta tolong, Farel sempat menoleh, tapi tidak melihat Leonard lagi. Saat mandi, jarak keduanya sekitar 10 meter.

Siswa kelas V SD itu berhasil ditemukan dalam kondisi hidup oleh Tim SAR, Senin (17/5) pukul 11.00 Wita atau setelah 20 jam kemudian.

Ayah Leonard, Jidon mengatakan, sebelum berangkat ke tempat tugas, dia sempat meminta agar rencana jalan-jalan istri dan Leonard bersama majelis gereja agar dibatalkan.

Baca juga: Direktur PJKAKI KPK, Sujanarko: Pegawai KPK Disuruh Pilih Al-Quran atau Pancasila (Bagian-1)

Baca juga: Walikota Kupang Perpanjang PPKM

"Mereka ke kali Bileno itu mau piknik dengan majelis gereja. Dia sama mamanya yang pergi karena saya ada piket," ujar Jidon ketika dihubungi via telepon, Senin kemarin.

Menurut Jidon, Leonard selalu mengikutinya ke tempat kerja di Koramil Amarasi saat musim libur sekolah. Pada Minggu pagi, Jidon justru merelakan anak keduanya itu pergi bersama ibunya. Jidon tidak memikirkan hal buruk apapun akan menimpa Leonard.

Namun kenyataan terjadi lain. "Sekitar jam 5 sore saya ditelepon dan dapat kabar kalau Leonard tenggelam. Saya minta izin ke komadan piket dan menuju ke lokasi," katanya.

Saat tiba di lokasi, Jidon bersama majelis dan pemuda melakukan pencarian di sekitar sungai. Upaya pencarian juga dilakukan Tim SAR Kupang ketika tiba pukul 17.00 Wita. Setelah dua jam, Tim SAR menghentikan pencarian karena minimnya penerangan.

Jidon dan sang istri tak beranjak dari lokasi. Keduanya ditemani warga dan majelis gereja. Dalam kesunyian malam, Jidon dan Bertalin tak henti mencari. Mereka terus memanggil nama Leonard.

Jidon dan Bertalin juga senantiasa memanjatkan doa. "Kami berdoa. Permintaan kami hanya satu, kalau memang Tuhan sudah ambil tolong kembalikan jasadnya. Tapi pada akhirnya Tuhan berikan lebih dari yang kami minta," ucap Jidon.

Berdasarkan pengakuan Leonard, lanjut Jidon, anaknya bertahan pada akar kayu besar yang berada di dalam sungai.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved