Kesaksian Kepala Basarnas Kupang Siaga Dalam Beberapa Bencana di NTT

Kesaksian Kepala Basarnas Kupang Emi Frizer siaga dalam beberapa bencana di NTT

Penulis: Ray Rebon | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Acara Ngobrol Asyk Pos Kupang, Rabu (19/5). 

Kepala Basarnas Kupang : melalui informasi yang diterima sebelum adanya badai seroja, presentasinya juga semakin meningkat, maka pada 3 April 2021 lalu, dirinya telah memerintahkan kepala seksi operasi untuk memulai menyiapkan rescuer dalam tiga tim.

"Maka kami mempunyai tiga armada darat lengkap dengan perahu karet," kata dia

Dari tiga tim ini, waktu itu langsung melakukan mobile atau pengecekan disaat hujan mulai turun.

Waktu itu di kantor Basarnas Kupang pun langsung melakukan evakuasi di beberapa titik yang berada dibagian pesisir, dan saat itu juga pihaknya melakukan proses tersebut bekerjasama dengan semua pihak.

Namun pada puncak pasca badai seroja, menurut dia, pihaknya sudah mengarahkan semua personil untuk berada disemua titik yakni 27 titik yang diploting.

Selain pihaknya menangani banjir ROB, ada kejadian lain bahwa adanya kapal-kapal nelayan yang rusak akibat badai seroja dan terseret hingga ke laut australia.

Untuk melancarkan proses penanganan waktu badai seroja, pihaknya memdapat bantuan dari Basarnas Makasar dan Pusat sebanyak 20 personil.

POS-KUPANG.COM : terkait dengan kejadian anak terseret dan hilang di kali Bileno, Basarnas sendiri dapat menjelaskan dari bagian teknis, mengapa hilang begiti lama, anak tetsebut dievakuasi dengan selamat

Kepala Basarnas Kupang : secara teknis sebagai manusia kita percaya bahwa mujizat itu nyata. Namun ada penjelasan empiris atau penjelasan yang dapat diterima oleh logika.

Dia menjelaskan bahwa, kasus yang terjadi pada korban leonard pada saat terpeleset dan terseret oleh arus air dikali tersebut hingga tersedot dan masuk kedalam lubang batu.

Karena dilokasi itu terdapat dua trap, jadi terdapat perbedaan ketinggian yang menyebabkan adanya air mancur.

Saat Leonard terseret, disaat itu tidak dilihat adanya lubang dan terlihat hanya terdapat pusaran air.

Sehingga bersama dengan masyarakat, pihaknya bahu membahu membendung sebagian air, khusus di dekat pusaran air.

Setelah dibendung sebagian pusaran air, debit air yang masuk melalui pusaran air itu semakin sedikit, maka semakin lama terlihat bahwa adanya lubang.

Lubang dengan diameter 40 cm, namun hanya untuk masuk kedalam lubang tersebut hanya bisa untuk ukuran badan orang dewasa, maka tidak dapat memasuki personil penyelam dengan aksesorisnya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved