IOM Kupang Pastikan Ikuti Regulasi Dalam Penanganan Pengungsi Afghanistan di Kupang NTT
IOM Kupang memastikan telah mengikuti regulasi yang ada dalam penanganan pengungsi afghanistan di Kupang, Provinsi NTT.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Reza Khademi mengatakan, sejak usia 12 tahun dia lari dari Afghanistan ke Iran dan menikah disana.

“Mama bapa saya tidak ada. Setelah menikah di Iran, Issis dan Arab paksa migrant harus ikut berkelahi (perang). Saya tidak mau sehingga saya keluar dari Iran dan sampai kesini,” kata Reza Khademi.
Reza Khademi menjelaskan, dia memiliki tiga anak, anak pertama usia 14 tahun sejak covid tidak pernah bersekolah lagi. Namun beberapa waktu lalu IOM minta anaknya ikut ujian sekolah.
“Tidak sekolah tapi langsung ujian. Anak nomor dua usia 10 tahun juga begitu. Dan aank ketiga yang usia 4 tahun lahir disini. Sekolah hanya formalita saja, IOM dia mau putar-putar, dari sini ke sana, dari sana kesini,” kata Reza Khademi.
Azim Hasani mengungkapkan banyak orang yang mengalami depresi dan minum obat syaraf dan karena terlalu lama akhirnya mereka sampai tidak ingat nama keluarganya, istri, suami atau anak mereka.

“Kalau kita lihat mereka itu rasanya berat karena tidak bisa membantu. Kalau kasih tahu IOM, IOM mengatakan hal itu hanya main-main saja,” kata Azim Hasani. (poskupang.com, novemy leo)
Wagub NTT : Win Win Solution
Usai mendengar keluhan Pengungsi Afghanistan di Kupang Kubra Hasani, Reza Khademi dan Azim Hasani, serta penjelasan dari Kepala IOM Kupang, Asni, Wagub NTT, Josep Nae Soi, SH mengatakan, akan segera mencari jalan keluar dari persoalan pengungsi dimaksud.
Menurut Nae Soi tugasnya memediasi persoalan pengungsi yang ada di Kupang. "Lupakan kemarin, sekarang maunya apa," kata Nae Soi.
Dan dia bisa meluangkanw aktunya menemui pengungsi karena mereka saat ini berada di wilayah NTT.
"Apa kalian masih WNA tapi kalian penduduk NTT dan kami wajib, gubernur dan wakil gubernur mendengar keluhan dari warganya. Dia warga negara apapun tapi kalau dia tinggal di suatu daerah di NTT, dia jadi penduduk NTT dan kita akan cari jalan keluar yang paling baik. Ada IOM disini juga kita diskusikan," kata Nae Soi.
Menurut Nae Soi meski berstatus pengungsi namun para pengungsi itu punya hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai regulasi yang ada.
Baik ingin pindah ke kota lain di Indonesia ataupun ingin kembali ke negaranya di Afghanistan. Namun tentunya itu semua mesti sesuai dengan regulasi yang ada.
"Kalau mau pulang kembali ke Afghanistan memungkinkan dan bisa kontak ke kedutaan untuk kembali ke negaranya. Tapi Afghanistan belum terlalu aman disana. Mereka juga terpaksa datang ke negara kita karena situasi negaranya disana. Maka secara kemanusiaan kita harus memperhatikan mereka, tapi ada keterbatasan biaya," jelas Nae Soi.
Karenanya camp atau penginapan yang ditempatkan pengungsi Afghanistan di Kupang ini, diasiapkan oleh Pemda dengan keterbatasan pemda.
"NTT miskin sama seperti Afghanistan. Bagaimana kami mau urus kalian kalau rakyat kami juga miskin. Ini jadi akan kami berikan pertimbangan ke pemerintah pusat," kata Nae Soi.
Nae Soi berharap masalah pengungsi ini jangan diselesaikan berlarut-larut. Karenanya IOM Kupang mesti melaporkan keinginan pengungsi ini ke IOM Jakarta.
"IOM Kupang mesti lapor ke Jakarta. Bila pelru saya juga kontak kesana, agar bisa selesaikan masalah. Jangan berlarut-larut, kasihan mereka. Karena semakin berlarut ada korban, semua kita akan menyesal di kemudian hari. Sakit berlarut-larut apalagi dengan covid," kata Nae Soi.
Saat itu, Nae Soi menanyakan kepada Kubra, Reza dan Azim apakah mereka mau menjadi WNI, agar statusnya jelas dan tidak usah pindah ke Negara lain. Dan anak-anak pengungsi bisa sekolah dan mendapatkan ijasah sebagaimana anak indoensia lainnya.
"Mau jadi warga negara Indonesia? Di Kupang Aman? Indonesia Aman? "Ada ketentuan ga? Coba saya cek ke imigrasi di Jakarta, sudah 7 tahun mereka berkeinginan mau jadi warga negara prosesnya bagaimanya? nanti akan dihubungi," kata Nae Soi yag meminta stafnya bisa mengecek regulasinya nanti.
Dan langsung dijawab oleh Kubra dan Reza Khademi bahwa prinsipnya mereka mau asalkan mereka bisa hidup dengan aman.
Nae Soi berjanji akan memfasilitasi persoalan pengungsi ini dan hal ini tentu harus dia dikoordinasikan lagi dengan IOM Jakarta dan Imigrasi Jakarta. Begitu juga IOM Kupang harus melaporkan keinginan pengungsi afghanistan di Kupang itu kepada IOM Jakarta.
"Asni tidak bisa ambil keputusan sekarang. Saya dan IOM kita coba cari jalan keluar paling baik supaya bisa secepatnya. Nanti saya akan tanya jalan keluarganya bagaimana. Tolong berikan saya waktu 2 minggu. Saya kontak ke Jakarta, Asni juga kontak kita akan cari yang paling baik," kata Nae Soi.
Nae Soi mengatakan, harus dicari jalan keluar terbaik agar ada win-win solution. Karena disatu pihak pengungsi mau pindah ke negara ketiga atau ke kota lain di Indonesia. Dan di pihak lain, IOM tak bisa memenuhi karena keterbatasan regulasi.
Sambil menunggu hasil, Nae Soi minta Kubra dan pengungsi yang ingin pindah ke Kota lain di Indonesia bukan karena alasan sakit, bisa membuat surat kepada IOM dan Pemda NTT dengan mencantumkan argumentasi yang bisa diterima.
“Tadi sampai airmata keluar karena sudah 6 sampai 7 tahun di Kupang, mereka tidak merasa nyaman dan ingin pindah. Kita tidak bisa memaksakan, orang kebebasan sesuai hak asasi manusia,” kata Nae Soi. (poskupang.com, novemy leo)
Berikut sejumlah foto yang diabadikan wartawan poskupang.com, saat dialong pengungsi afghanistan, IOM dengan Wagub NTT, Rabu (19/5/2021) siang :





