24 Kepala Keluarga di Posko Pengungsian Kelurahan Oebufu Masih Bertahan Tunggu Relokasi
Sebanyak 24 kepala keluarga (KK) di posko pengungsian Kelurahan Oebufu, Kota Kupang saat ini terus menunggu direlokasi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Rencana relokasi terhadap warga terdampak Badai Siklon Seroja di Kota Kupang hingga saat ini belum menemui titik terang. Sebanyak 24 kepala keluarga (KK) di posko pengungsian Kelurahan Oebufu, Kota Kupang saat ini terus menunggu perihal relokasi tersebut.
Koordinator salah satu posko di kelurahan Oebufu, Mince, mengaku hingga saat ini ia bersama 23 KK lainnya belum mendapat informasi apapun dari pemerintah kota Kupang terkait dengan relokasi.
"Untuk sementara kami belum tauh pasti, tapi yang kami dengar informasi bahwa tempat relokasinya di Manulai II. Itu kami dengar sekilas infonya," jelasnya, Selasa 18 Mei 2021 di posko pengungsian kelurahan Oebufu.
Dia menjelaskan hampir 3 Minggu ia bersama KK lainnya menempati rumah milik tokoh masyarakat setempat untuk bertahan, pasalnya, saat ini rumah miliknya dan KK lain telah rusak akibat terjangan badai siklon Seroja.
Baca juga: Lapas Lembata dan LBH Surya NTT Bahas Standar Operasional Pelayanan
Baca juga: 14 Bahan Alami Penghilang Jerawat di Wajah, Segera Coba
Totol jumlah pengungsi di posko tersebut, kata dia, sebanyak 86 jiwa dengan 18 orang balita, 7 orang ibu hamil, 1 orang lansia.
Mince menuturkan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi selama ini selain diberikan bantuan oleh berbagai donatur, pihaknya juga membiayai sendiri segala kebutuhan di tempat pengungsian.
Ia menyebut, bantuan dari Pemkot Kupang telah diberikan sejak awal bencana dan belum lagi diberikan bantuan oleh Pemkot bagi para pengungsi di lokasi itu.
Selain itu, untuk Dana Tunggu Hunian (DTH) yang akan diberikan pemerintah, diungkapkan Mince, sampai dengan sekarang belum diterima pengungsi. Bahkan, kejelasan dari bantuan tersebut pun mengalami nasib yang sama dengan rencana relokasi yakni sebatas wacana semata.
Baca juga: Perpanjang PPKM, Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Sumba Timur 84.37 Persen
Baca juga: Ayu Ting Ting Disindir Muka Tua OlehModel Senior,Teman Dekat Raffi Musuhan dengan Luna Maya?
Wakil walikota Kupang, Hermanus Man, yang di konfirmasi terpisah, Selasa 18 Mei 2021, mengaku saat ini proses DTH sedang dalam proses dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Dana tunggu hunian itu kita tunggu transferan dari BNPB, masuk rekening gubernur, dari gubernur (pempor, red) rekening kami (Pemkot,red) melalui BPBD kota," ujar Herman, Selasa 18 Mei 2021 di kantor gubernur NTT.
Menjadi persoalan DTH lambannya penyaluran akibat dari penerima tidak memiliki rekening. Untuk itu, lanjutnya, Pemkot sedang melakukan negosiasi dengan pihak Bank BRI sebagai penyalur agar dibuatkan nomor rekening bagi para penerima.
Dia berjanji akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, apa lagi dana tersebut hanya berlaku sampai dengan tiga bulan.
"Kalau dia tidak kirim nomor rekening, bagaimana mau ditransfer, kami lagi yang disalahkan. Kita ikut undang-undang perbankan, harus ada saldo. Untuk bank NTT sudah koordinasi mantap," tandasnya.
Dia pun menegasakan tidak semudah itu merelokasi warga. Hal tersebut disebabkan, harus didahulukan dengan penetapan rumah terdampak. Apabila daerah tersebut tidak layak ditempati lagi, maka warga tersebut, kata dia, layak untuk direlokasi.
"Jadi semua rumah yang rusak berat direlokasi? Tidak, diseleksi dan daerah mana yang sudah tidak boleh ada pemukiman lagi, contoh bantaran kali," katanya.
Dia pun membeberkan proses pembangunan rumah bagi warga yang akan direlokasi belum dapat dikerjakan.
"Membangun kembali itu ada dua macam, satu dari PUPR dan satu dari BNPB. Omong relokasi itu dari menteri PUPR bukan BNPB. Tidak semudah itu. Saat ini dalam proses," pungkasnya. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)