Kesaksian Polisi India Soal Covid: 30 Tahun Mengabdi Tak Ada Kasus Semengerikan Ini, Mayat Menumpuk

Kesaksian Polisi India Soal Covid: 30 Tahun Mengabdi Tak Ada Kasus Semengerikan Ini, Mayat Menumpuk

Editor: maria anitoda
Youtube/DW NEWS
Kesaksian Polisi India Soal Covid: 30 Tahun Mengabdi Tak Ada Kasus Semengerikan Ini, Mayat Menumpuk 

Sementara banyak ahli menduga jumlah kasus baru dan jumlah kematian resmi  terlalu rendah.

Jurnal itu mengatakan bahwa satuan tugas Covid-19 pemerintah belum bertemu selama berbulan-bulan hingga April, ketika virus melonjak.

Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah telah memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru dan lebih menular dari virus korona yang terjadi di negara itu.

Empat dari ilmuwan mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah federal tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar untuk menghentikan penyebaran virus meskipun ada peringatan dari mereka.

Pemerintah mengizinkan festival keagamaan Hindu diikuti oleh jutaan orang.

Sementara Perdana Menteri Modi, pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa dan politisi oposisi mengadakan rapat umum politik untuk pemilihan daerah.

Peristiwa ini, kata para ahli, ternyata menjadi "sumber penularan yang super".

Seperti dikutip dari Aljazeera, jurnal kesehatan itu mengimbau Pemerintah India untuk mengadopsi strategi ganda untuk melawan epidemi dengan mempercepat vaksinasi nasional dan mengurangi penularan virus mematikan.

“Keberhasilan upaya itu akan bergantung pada pemerintah yang mengakui kesalahannya, memberikan kepemimpinan yang bertanggung jawab dan transparansi, dan menerapkan respons kesehatan masyarakat yang berlandaskan sains,” katanya.

Transparansi Lebih

Lancet juga menyebutkan, upaya Modi untuk menahan kritik "tidak bisa dimaafkan".

Kadang-kadang, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi tampak lebih berniat menghapus kritik di Twitter daripada mencoba mengendalikan pandemic, sebutnya.

India  sangat terpukul keras oleh gelombang Covid-19 kedua dengan kasus dan kematian mencapai rekor tertinggi setiap hari.

Dengan kekurangan oksigen dan tempat tidur di banyak rumah sakit, serta kamar mayat dan krematorium yang melimpah, para ahli mengatakan jumlah sebenarnya untuk kasus Covid-19 dan kematian bisa jauh lebih tinggi di negara ini.

Pada hari Sabtu, Kepala peneliti  Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa varian B.1.617 dari COVID-19, yang pertama kali terdeteksi di India Oktober lalu, jelas merupakan faktor penyebab bencana yang terjadi di negara terpadat kedua di dunia itu. .

Baca juga: WHO Tingkatkan Level Varian B.1.617, Covid-19 India Kemungkinan Berubah Jadi Krisis Global 

Baca juga: Rakyat India Sampai Putus Asa,Jenazah Pasien Covid-19 Dibuang ke Sungai Gangga hingga Terdampar

Halaman
1234
Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved