Benny Wenda Berkoar Teriak Kemerdekaan,Tak Dikenal di Papua, Kini Samakan Bumi Cendrawasi dengan Ini
Namun, carai itu tak mendapat perhatia dunia karena negara-negar pada umunya sudah paham mengenai sejarah Papua Barat yang sudah menjadi bagian dari N
POS KUPANG.COM -- Sosok Benny Wenda terus saja berkoar-kora berteriak tentang kemerdekaan Papua
Namun, carai itu tak mendapat perhatia dunia karena negara-negar pada umunya sudah paham mengenai sejarah Papua Barat yang sudah menjadi bagian dari NKRI da sudah diakui oleh PBB
Bahkan, Benny Wenda pun tak dikenal oleh orang Papua hingga tak juga diakui sebagai OPM
Sering teriakkan kebebasan Papua, Benny Wenda ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) justru tidak diakui oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dilansir dari Kompas.com pada Desember 2020 lalu saat Benny Wenda mengklaim membentuk Pemerintah Sementara Papua Barat, OPM menilai klaim itu sebagai bentuk kegagalan ULMWP.
VOA Indonesia kala itu memberitakan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menjelaskan jika pihaknya tidak mengakui klaim Wenda itu.
Baca juga: Jadi Dasar Tangkap Teroris, Pengamat Bongkar Kelemahan UU No 5/2018 Tentang Tindak Pidana Terorisme
Baca juga: Alasan Pemerintah Tidak Kerahkan TNI untuk Atasi Kelompok Benny Wenda, Mahfud MD: Dia Stateless
Baca juga: Pakar Konflik Nilai Benny Wenda Tak Layak Wakili Papua, Ini Alasannya
Baca juga: Benny Wenda Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat, Mahfud MD Meradang: Hanya Satu Negara yang Dukung!
"Benny Wenda lakukan deklarasi dan umumkan pemerintahannya di negara asing yang tidak mempunyai legitimasi mayoritas rakyat bangsa Papua, dan juga di luar dari wilayah hukum revolusi."
"Dia adalah warga negara Inggris. Menurut hukum international bahwa warga negara asing tidak bisa menjadi presiden Papua Barat," kata Sebby kepada VOA melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/12/2020).
Dengan keinginannya menjadi presiden Papua Barat tidak diakui, seharusnya Benny Wenda menyerah.
Namun tidak, Benny Wenda justru membuat klaim yang lebih kontroversial.
Melansir South East Asia Globe, operasi militer Indonesia di Nduga menjadi dasar badai sempurna, yang bahkan tidak bisa dikendalikan oleh Presiden Joko Widodo.
Selain membentangkan perang gerila skala kecil terhadap pos militer terisolasi dan serangan kecil terhadap operasi tambang emas dan tembaga Freeport-McMoRan di Timika, pemerintah Jakarta terus memperluas kehadiran militer mereka tanpa lakukan dialog yang cukup panjang.
Hasilnya adalah penangkapan masa dan aktivis kemerdekaan yang damai, pergerakan langkah sosial dan pembunuhan para pemuka agama termasuk Pastor Yeremia Zanambani yang berusia 63 tahun, terbunuh saat memberi makan babinya di provinsi Intan Jaya.
"Pejabat Indonesia tingkat tertinggi telah membuat ancaman serius terhadap Benny Wenda, ULWMP dan anggota dan pendukungnya di Papua Barat," ujar Jennifer Robinson, pengacara di Doughty Street Chambers di London dan juru bicara Pengacara Internasional untuk Papua Barat.
Sejak tahun 1960-an, Indonesia tunjukkan niat untuk mempertahankan Papua Barat.