Kerentanan Pendidikan Anak Usia Dini Dimasa Pendemi Covid-19 Dalam Persperktif Nussbaum
Kerentanan Pendidikan Anak Usia Dini Dimasa Pendemi Covid-19 Dalam Persperktif Nussbaum
Namun Nussbum pun dalam pandangan antropologisnya menyiratkan bahwa kerentanan manusia bisa menjadi sumber kekuatan bagi dirinya. Jika dikaitkan dengan perampingan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah kita bisa menarik sebuah pemikiran bahwa penyederhaan bagi proses pembelajaran anak usia dini dititkberatkan pada pengalaman anak selama berada dilingkungan keluarga dengan demikian walaupun si anak tidak bisa sepenuhnya mengikuti pembelajaran daring namun keberadaanya dirumah mampu untuk memberikan aspek pembelajaran lain walaupun sifatnya sederhana. Anak akan memilih untuk mencari dan melakukan hal – hal yang menyenangkan, seperti bermain menggunakan permainan, menyanyi, menari dsb, dengan melakukan hal tersebut tentu saja dia menggunakan pemikiran kritis serta motoriknya jadi pada akhirnya dia mengetahui bagaimana melakukan sesuatu yang menyenangkan dengan caranya sendiri sehingga mood yang baik bisa didapatinya dan inilah pembelajaran yang berasal dari dirinya sendiri.
Peran orangtua dimasa pandemi bagi anak – anak usia dini menjadi sangat penting, mereka dituntut untuk memberikan perhatian yang lebih besar lagi terhadap perkembangan anak – anak mereka. Jika sebelum wabah menyerang para orangtua menyandarkan pendidikan formal kepada pihak sekolah maka selama pandemi ini mereka dipaksa untuk berbagi dan menjadi ujung tombak pendidikan bagi anak – anak mereka, mungkin bagi sebagaian orangtua cukup berat untuk mengambil peran ini namun patut diingat bahwa pembentukan karakter anak sudah menjadi tanggung jawab orangtua sejak anak itu dilahirkan maka sebenarnya para orangtua tidak perlu merasa khawatir sebab pada diri mereka sudah terbentuk apa yang dikenal dengan teacher within yakni kemapuan mengajar yang sudah ada dalam diri tiap orang.
Jadi kerapuhan pada pendidikan anak usia dini bukanlah sebuah momok yang menakutkan, memang benar ada sesuatu yang hilang dari metode pembelajaran yang saat ini dilakukan namun kita juga perlu untuk menyadari bahwa kebahagian anak – anak dalam kondisi sulit ini harus tetap menjadi prioritas agar tumbuh kembang mereka tidak semakin terpuruk. Tetaplah lakukan yang terbaik buat mereka dan seperti yang disampaikan sang filsuf, kadang kita tinggal melihat kemana nasib akan berpihak. *)
Oleh: Jefry Liebertus, Director of Apple Tree Pre – School Kupang
