KRI Nanggala Tenggelam
Pengabdian Tiada Akhir, KRI Nanggala-402 Berpatroli Selamanya , Ada Dua Cara Selamatkan ABK
Empati publik pun tampaknya didorong oleh keyakinan bahwa ketika kapal selam tenggelam, hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk awak
Ini menggunakan soda-lime cartridge yang mengikat karbon dioksida dalam jumlah besar, lalu membersihkan udara yang dihirup.
Sistem ini digunakan dalam sistem penyelamatan diri awak kapal selam U3 Jerman yang tenggelam pada 1911.
Saat itu, Jerman menamai alat bantu pernapasan tersebut sebagai Drager. Sistem ini lantas diikuti oleh sejumlah angkatan laut untuk kapal selamnya.
Sistem penyelamatan diri diri tetap dilakukan sampai 1946 hingga Angkatan Laut Kerajaan melakukan penyelidikan untuk sistem DSEA.
Hasilnya mereka menemukan tidak ada perbedaan antara menyelamatkan diri pakai DSEA atau tanpa DSEA.
Lalu DSEA pun diganti dengan teknik 'free ascent' atau 'blow and go'.
Teknik 'free ascent' maksudnya awak kapal selam diajari teknik bernapas untuk menyelamatkan diri dari kapal selam.
Mereka nantinya dapat menggunakan jaket pelampung atau cincin apung.
Sayangnya hasil dari sistem ini juga tidak begitu baik.
Ini terlihat jelas pada tahun 1950, ketika HMS Truculent tenggelam setelah tabrakan dengan kapal dagang di pantai Inggris.
Semua dari 72 awak berhasil mencapai permukaan, tetapi hanya 15 yang selamat dengan sisanya tersapu ke laut oleh air pasang dan hilang.
Atau kejadian ketika 69 awak kapal selam Soviet, 34 di antaranya yang berhasil naik ke permukaan kemudian meninggal karena hipotermia, gagal jantung, atau tenggelam.
Pada 1990-an, sebagian besar angkatan laut dunia yang mengoperasikan kapal selam, termasuk RAN, mengganti sistem pelarian yang ada dengan Submarine Escape Immersion Ensemble (SEIE) yang dikembangkan Inggris atau versi lokal dari desain tersebut.
Sebelum tahun 1939, jika ada awak kapal selam yang tidak dapat melarikan diri dari DISSUB, maka hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka.
Selama tahun 1920-an, beberapa angkatan laut, khususnya USN, menggunakan operasi menyelamatkan (rescue) dengan beberapa keberhasilan.