tips kesehatan

Waspada! Ternyata Stres Bisa Sebabkan 14 Penyakit Berbahaya Ini

Waspada! Ternyata Stres Bisa Sebabkan 14 Penyakit Berbahaya Ini. Apa Saja Penyakit Berbahaya yang Disebabkan Stres?

europhysicianvikram.com
Stress Ilustration 

POSKUPANGWIK.COM - Waspada! Ternyata Stres Bisa Sebabkan 14 Penyakit Berbahaya Ini. 

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan adanya beberapa efek stres terhadap kesehatan mental dan fisik.

Ketika sedang stres, suatu bagian otak yang disebut sebagai hipotalamus memicu pelepasan hormon adrenalin dan kortisol. Adrenalin meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sedangkan kortisol menaikkan gula darah.

Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang berbahaya, seperti ketika merasa terancam, tertekan, ataupun ketika mengalami suatu perubahan.

Baca juga: Tips Kesehatan : Etika Saat Batuk dan Bersin Saat Pandemi Covid-19

Baca juga: Baca Tips Siapkan Stok Menu Sahur dan Buka Puasa ala Chef Yuda Bustara Selama Bulan Ramadan 2021

Stres bisa menyebabkan berbagai respon tubuh, baik secara fisik, mental, maupun emosional.

Dilansir POS-KUPANG.COM dari laman grid.com, WebMD dan beberapa laman lainnya, stres biasanya timbul karena berbagai faktor, seperti: faktor lingkungan, pekerjaan, pikiran, ataupun terjadinya suatu fase perubahan dalam hidup, misalnya kelahiran ataupun kematian orang tersayang.

Ketika seseorang merasa stres, detak jantung akan meningkat, ritme napas menjadi cepat, otot menengang, dan bisa menyebabkan tekanan darah naik.

Meski dianggap biasa terjadi, stres yang dibiarkan akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius loh!

Sebab, stres bukanlah perasaan yang hanya ada di kepala, tapi juga dapat memberikan efek pada tubuh.

Ketika sedang stress, tubuh akan merespons yang ditandai dengan pembuluh darah menyempit, sehingga bisa menyebabkan tekanan darah naik dan aliran darah dialiri oleh hormon kortisol serta adrenalin.

Jika ini dibiarkan, stress dapat menjadi penyebab utama munculnya berbagai penyakit serius dalam tubuh.

1. Asma

Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk penyakit asma.

Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa stres yang dirasakan orangtua, juga dapat meningkatkan kemungkinan diturunkannya penyakit asma pada anak.

Selain itu, ibu hamil yang terpapar polusi udara atau memiliki kebiasaan merokok, juga dapat menyababkan sang anak memiliki penyakit asam.

2. Obesitas

Stres dapat menyebabkan lemak menumpuk di perut, sehingga dapat meningkatkan risiko mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas.

Ahli mengatakan bahwa stress dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalah tubuh, yang bisa menyebabkan lemak tertumpuk dalam perut.

3. Rambut rontok

Kerontokan rambut juga sering terjadi akibat stres. Saat stres, efek yang diberikan terhadap rambut antara lain alopecia areata (sel darah putih 'menyerang' folikel rambut); telogen effluvium (rambut berhenti tumbuh); dan trikotilomania (kerontokan ekstrem akibat stres, cemas, tegang, kesepian, atau frustrasi).

4. Sindrom metabolik

Orang yang mengalami stres kronis berada pada risiko lebih besar untuk terkena sindrom metabolik, yang merupakan kombinasi dari diabetes, tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, obesitas, dan kadar kolesterol abnormal. Jika terjadi bersamaan, maka akan meningkatkan risiko penyakit jantung.

5. Kanker dan gangguan imun

Sistem imun alami tubuh dirancang untuk melindungi kita dari bahaya langsung. Stres kronis dapat merusak sistem tersebut dan justru menghambat kerja sistem imun. Akibatnya, risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya akan meningkat.

Baca juga: Paling Diburu Saat Puasa Ramadan,Ini Manfaat Kelapa Muda Bagi Tubuh, Jantung Sehat dan Antioksidan

Baca juga: Penyakit Jantung Dialami Satu Keluarga, Atasi Risikonya Dengan 7 Tindakan Mudah Ini

6. Masalah berat badan

Stres dapat membuat seseorang menjadi makan berlebihan. Makan berlebihan ini pun biasanya berupa makanan yang tinggi kalori. Padahal obesitas dan kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, kanker dan depresi. 

7. Diabetes

Stres dapat memperburuk penyakit diabetes dengan 2 cara.

Cara pertama yaitu stress dapat menyebabkan kebiasaan buruk, seperti konsumsi makanan yang tak sehat dan minum secara berlebihan. Kedua, stres juga bisa meningkatkan kadar glukosa darah pada  penderita diabetes tipe 2.

Kedua hal ini dapat menyebabkan diabetes pada tubuh penderitanya semakin memburuk.

8. Sakit kepala

Stres dianggap sebagai salah satu pemicu sakit kepala yang paling umum.  Namun tak hanya sakit kepala saja, stress juga dapat menyebabkan migrain.

9. Depresi dan gangguan kecemasan

Tak mengherankan jika stress dikaitakan dengan 2 masalah gangguan mental ini.

Selain itu, sebuah survei telah membuktikan, bahwa orang yang mengalami stres karena pekerjaanya, memiliki risiko 80% lebih tinggi terkena depresi dan gangguan kecemasan.

10. Masalah pencernaan

Stres dapat menyebabkan sejumlah masalah pada sistem pencernaan, seperti : heartburn dan GERD yang menyebabkan rasa perih atau sakit di dada karena asam lambung naik, serta irritable bowel syndrome atau IBS yang memengaruhi fungsi usus besar.

11. Penyakit Alzheimer

Satu penelitian yang dilakukan peda hewan percobaan, menemukan bahwa stres dapat memperburuk penyakit Alzheimer. Penelitian ini diyakini juga memiliki efek yang sama pada manusia.

Selain itu, para peneliti juga meyakini bahwa dengan mengurangi stres dapat memperlambat perkembangan penyakit otak, seperti misalnya Alzheimer ini.

Baca juga: Tau Gigi Gingsul? Ini Arti Gigi Gingsul Berdasarkan Jumlah Pada Pria dan Wanita Menurut Primbon Jawa

Baca juga: HATI-HATI, Inilah 4 Gejala Baru Covid-19, Menggigil, Sakit Kepala hingga Nyeri Otot

12. Mempercepat penuaan

Sebuah studi membandingkan antara DNA wanita yang mengalami stres karena merawat anaknya yang sakit parah, dengan wanita yang tidak.

Para peneliti pun menemukan bahwa stres dapat mempercepat penuaan, sekitar 9 hingga 17 tahun lebih tua daripada usia sebenarnya.

13. Kematian dini

Stres rupanya dapat meningkatkan risiko kematian pada usia muda.

Sebuah peneliti menemukan, bahwa orang yang menderita stres memiliki risiko 63% lebih tinggi mengalami kematian dini, daripada mereka yang tidak mengalami stress ataupun  memiliki tingkat stress yang rendah.

Jika merasa stress dan berkeinginan untuk meredakannya, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan olahraga teratur.

Sebab olahraga dipercaya dapat mengatur tingkat stres, karena dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan energi dalam tubuh.

14. Penyakit jantung

Para peneliti telah lama menduga bahwa stres menyebabkan meningkatnya risiko seseorang terkena tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Sebab, stres secara langsung dapat meningkatkan denyut jantung dan aliran darah, sehingga menyebabkan pelepasan kolesterol dan trigliserida ke dalam aliran darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

Selain itu, banyak orang merasa stress dan mencoba mengalihkannya dengan merokok. Kebiasaan merokok ini juga secara tak langsung dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Manajemen Stres

Apabila tubuh dapat menangani stres dengan benar, tubuh akan menerima respons relaksasi. Ini terjadi karena pelepasan hormon pengimbang.

Selama respons relaksasi terjadi pada sistem saraf parasimpatis, tubuh akan kembali mengalami keseimbangan.

Kondisi tersebut memungkinkan detak jantung dan tekanan darah kembali pada tingkat awal. Selain itu, pencernaan juga akan kembali berfungsi dengan baik.

Kamu juga dapat melakukan beberapa hal untuk membantu pengelolaan stres sepanjang hari. Gunanya adalah untuk menghindari potensi berkembangnya penyakit yang berkaitan dengan stres. Langkah yang bisa dilakukan adalah:

Lepaskan ketegangan fisik dengan sesekali berdiri saat bekerja, naik tangga, atau berjalan kaki selama 5 menit sehari. 

Bawa headphone untuk mendengarkan musik di kantor, dalam perjalanan, atau saat istirahat makan siang. 

Bicarakan masalah yang membuat kamu stres. Hal ini akan membantu melepaskan kecemasan yang berkaitan dengan penyebab stres dan dapat membuka resolusi baru.

Kamu dapat membicarakan masalah yang membuat kamu stres pada dokter atau psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan solusi yang tepat.  (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved