Penanganan Covid
Vaksin Merah Putih Tuai Pro Kontra,BPOM Tak Yakin,40 Anggota DPR Siap Jadi Relawan,Ini Kata Peneliti
Vaksin Merah Putih Tuai Pro Kontra,BPOM Tak Yakin,40 Anggota DPR Siap Jadi Relawan,Ini Kata Peneliti
"Sehingga pada saat tubuh kita masuk virus covid-19, tubuh kita lebih siap menghadapi covid-19 ini karena dia (tubuh) sudah tahu dan dan kenal. Vaksin ini menyediakan imunitas seluler untuk tubuh," kata Jonny.
Lebih lanjut, Jonny mengatakan metode ini berbeda dengan terapi plasma konvalesen.
Terapi plasma konvalesen dipakai untuk penyembuhan pasien covid-19. Plasma dari pasien covid-19 yang sembuh diambil lalu diberikan kepada pasien yang masih terinfeksi.
"Kalau vaksin ini untuk pencegahan, karena kita sudah punya imunitas seluler yang sudah mengenali covid-19. Sehingga kalau covid-19 masuk kita sudah lebih siap," pungkasnya.
BPOM Bongkar Kejanggalan, Produk Impor dan Potensi Tingkatkan Antibodi
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut keamanan dan efektivitas vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto belum meyakinkan.
Penilaian tersebut ada setelah Badan POM melakukan inspeksi terhadap hasil uji klinis fase I vaksin Nusantara.
"Dan dari hasil uji klinik tersebut, dikaitkan dengan keamanan, efektivitas berkaitan dengan potensi meningkatkan antibodi, juga belum meyakinkan. Sehingga memang belum bisa (uji klinik fase II)," ujar Penny dalam video konferensi pers yang diterima tribunnews.com, Rabu (14/4/2021).
Penny menjelaskan, komponen-komponen yang ada di dalam vaksin Nusantara terdiri dari antigen, GMCSF, medium pembuatan sel, dan alat-alat untuk persiapan.
Semua komponen yang ada dalam vaksin tersebut, lanjut dia, merupakan produk-produk yang diimpor dari Amerika Serikat (AS).

"Apa kriteria yang disebut dengan vaksin dalam negeri, atau vaksin anak bangsa, itu silahkan masyarakat yang menilai. Tapi Badan POM memberikan informasi yang apa adanya, bahwa memang mengandung komponen antigen, komponen-komponen itu yang memang produk impor," kata Penny.
"Mungkin ini akan meluruskan terhadap berbagai klaim yang sudah disampaikan, yang saya kira akan mempengaruhi masyarakat juga," katanya lagi.
Meski menggunakan komponen-komponen impor, bagi Badan POM yang terpenting adalah kualitas dari vaksin Nusantara tersebut.
Apakah layak untuk digunakan pada manusia atau tidak?
"Jadi kami sampaikan bahwa itu memang produk impor dan yang lebih penting bagi Badan POM adalah mutunya, kualitasnya. Apakah itu memang layak dijadikan untuk yang digunakan dalam uji klinik yang menggunakan manusia?," Tanya Penny.