Pasca Bencana NTT

Sebanyak 1549 KK di Lembata Masuk Dalam Rencana Relokasi Pasca Bencana Alam

Sebanyak 1549 KK di Lembata Masuk Dalam Rencana Relokasi Pasca Bencana Alam

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Rumah milik warga desa Lamawolo, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata yang rusak berat akibat banjir bandang pada Ahad lalu. 

Lokasi itu dinamakan 'Moting Hurung Wai Esa' dan merupakan lahan pertanian dan padang penggembalaan warga dengan luas lahan sekitar 4 hektar.

Di hadapan warga, Bupati Sunur menyebutkan tim BNPB akan datang pada Rabu hari ini dan melakukan kajian teknis di lahan yang sudah disiapkan sebagai tempat relokasi.

Pemerintah pusat juga sudah mengambil foto satelit lahan-lahan relokasi langsung dari Jakarta.

"Pemerintah sudah rencana relokasi sudah dari tahun 2012 waktu itu khusus desa Waimatan dan desa Lamagute tapi sekarang ini sebarannya sudah meluas di semua wilayah desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur," ujarnya.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat, Pitang Lamataro juga sudah menunjuk lokasi tanah seluas kurang lebih 3,5 hektare untuk dijadikan tempat relokasi warga korban bencana.

Di atas tanah lokasi tersebut, menurutnya, sudah bisa dibangun sekitar 200 rumah dengan rumah tipe 36 untuk korban bencana. Semua jenis rumah didesain langsung dari Jakarta.

"Kita prioritas pertama yang rumah hancur. Saya sudah minta lakukan kajian, besok (hari ini) tim BNPB akan datang untuk kajian lokasi," tegasnya.

"Tidak semua lahan kita pakai, ada yang kita manfaatkan untuk kebun. Saya minta kita ikhlas untuk bisa pindah. Tim dari kementerian akan tiba dan akan gambar di sini dan tempat ini akan jadi satu kota. Akan ada air bersih, listrik dan jalan," tambah Bupati Sunur.

Meski sudah menyiapkan beberapa lahan untuk relokasi korban bencana, Bupati Sunur tetap berupaya supaya lahan relokasi tetap berada di wilayah Kecamatan Ile Ape.

Lebih lanjut, menurutnya, lahan yang ada pertama-tama dihibahkan kepada Pemda Lembata, kemudian Pemda hibahkan lahan tersebut ke pemerintah pusat.

Setelah semua rumah sudah dibangun, pemerintah pusat akan menyerahkan rumah tersebut kepada warga korban bencana lengkap dengan sertifikat hak milik.

Sebelumnya, saat meninjau lokasi bencana di desa Waimatan, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menyebutkan dua skema relokasi bagi korban bencana alam di Kabupaten Lembata yakni skema perorangan dan kelompok.

Skema perorangan bagi warga yang sudah memiliki lahan tersendiri untuk relokasi dan skema kelompok bagi kelompok warga yang belum memiliki lahan dan ditentukan oleh pemerintah daerah.

Menurutnya, pemerintah akan mendirikan rumah bagi warga di wilayah relokasi entah yang perorangan ataupun kelompok. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Berita Kabupaten Lembata

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved