Bencana Alam NTT

Niba Uli dan Uru Dadi, Dua Lelaki Do Hawu Beruntung, Selamat dari Terjangan Badai, 8 Hari Terapung 

Warga desa, orang tetua dan para bocah yang melihat kedatangan dua lelaki penakluk laut itu langsung mengeubuti. Mereka lalu bersila mengeliling

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/Istimewa 
Niba Uli dan  Isak Uru Dadi, nelayan asal Kelurahan Ledeke, Kecamatan Raijua saat tiba di Pantai Bhee Kecamatan Raijua, Sabtu (10/4) sore. 

Laporan wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Niba Uli dan Nuri Dadi tampak lusuh saat bersila di pasir pantai Bhee, Kecamatan Raijua, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/4) sore. Mereka baru saja turun dari perahu mereka sekira pukul 15.15 Wita.

Warga desa, orang tetua dan para bocah yang melihat kedatangan dua lelaki penakluk laut itu langsung mengerubuti. Mereka lalu bersila mengelilingi kedua lelaki beruntung itu. 

Pakaian serta pelampung yang mereka kenakan juga tampak kusam dengan noda hitam di seluruh bagiannya. Mereka sesekali melempar senyum datar saat berkisah. 

Lima hari sebelumnya, mereka harus bertaruh nyawa setelah badai kencang menghantam perahu mereka hingga tali jangkarnya putus. Saat itu langit telah gelap di Pelabuhan Bhee, sekitar pukul 19.00 Wita. 

Mereka baru saja kembali mencari ikan dari Pulau Dana sekira pukul 18.30 Wita dan memindahkan perahu dari Namo ke Pelabuhan Bhee. Badai itu menghanyutkan perahu mereka jauh ke selatan, ke tengah Samudera Hindia. 

Tiga hari mereka terombang di lautan luas tanpa tahu kemana arah hingga sebuah Kapal berbendera asing yang melintas di dekat mereka paga Kamis pagi. Nama kapal itu, kata Niba Uli ditulis dengan huruf kanji yang besar. "Kita tidak bisa baca karena huruf kanji," kisah Niba Uli kepada POS-KUPANG.COM.

Mereka melakukan komunikasi lewat HT dan awak kapal asing itu lalu menurunkan alat tulis ke perahu mereka karena mereka kesulitan berkomunikasi. "Saya hanya menulis ' INDONESIA, KABUPATEN SABU RAIJUA," kenang Niba.

Awak kapal kemudian memberi mereka bekal beras sebanyak 50 kg, air mineral 20 dos, ikan kaleng 2 dos, mie instan 5 dos, minuman kaleng 5 dos, apel 2 karung, solar 3 jerigen besar berukuran 105 liter dan life jacket yang langsung mereka kenakan.

Sore harinya mereka lalu dituntun ke perairan Indonesia. Perjalanan selama tiga hari itu berakhir di Pulau Dana, Sabtu, 10 April 2021 pagi. Di tempat itu, mereka kemudian bertemu satu kapal nelayan berbendera Indonesia yang sedang mencari ikan. Kapal itu lalu memberikan mereka satu jerigen ukuran 35 liter solar lalu melanjutkan perjalanan ke Raijua serta tiba sekitar pukul 15.15 wita di Pelabuhan Bhee, Kecamatan Raijua. 

Camat Raijua, Titus Bernadus Duri menyambut gembira dua warganya yang kembali usai dihantam badai hingga terseret  jauh ke wilayah Australia. Bernadus membenarkan Niba Uli dan Isak Uru Dadi adalah warganya. Niba Uli, tinggal di Lingkungan V, sementara Isak Uru Dadi tinggal di Lingkungan II wilayah Kelurahan Ledeke Kecamatan Raijua. 

Setelah tiga di Bhee, Isyak mengkoordinir untuk mengantarkan dua warga itu ke kediaman mereka yang berjarak 6 km dari pantai Bhee. 

Saat melaporkan, kabar gembira itu ke Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dalam rapat koordinasi penanganan bencana, Sabtu (10/4) malam melalui aplikasi zoom, Plt Bupati Sabu Raijua Doris Alexander Rihi tampak tak bisa menyembunyikan raut gembira. 

"Berita gembira, 2 nelayan kita yang terdampar di perairan Australia telah kembali ke Sabu Raijua. Ada japal luar negeri di Perairan Australia yang menuntun nelayan kembali ke Indonesia dengan memberi bekal beras 50 kg dan ikan kaleng," demikian laporan Doris. 

Letjen Doni Monardo bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wagub Josef dan seluruh peserta rapat koordinasi yang laporan itu pun tersenyum.

Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Gunakan Helikopter Tinjau Kondisi Sabu Raijua Pasca Bencana

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved