Banjir Bandang Adonara
Ibunya di Malaysia, Begini Kisah Fania Gendong Adiknya Saat Banjir di Pulau Adonara Flores Timur
Mereka diajak bercerita dan bermain agar bisa melupakan kejadian bencana yang sudah seminggu terjadi.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso

Ibunya di Malaysia, Begini Kisah Fania Gendong Adiknya Saat Banjir di Pulau Adonara Flores Timur
POS-KUPANG.COM| LARANTUKA--Anak-anak korban bencana banjir di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur kini masih bertahan di tempat pengungsian pasca banjir bandang.
Mereka tinggal bersama dan didampingi para relawan kemanusian dari Kabupaten Flores Timur di tempat pengungsian.
Pada Minggu 11 April 2021 pagi, anak-anak pengungsi banjir dihibur dan diajak bermain oleh para relawan guna melupakan peristiwa yang terjadi pada Minggu 4 April 2021 dini hari.
Mereka diajak bercerita dan bermain agar bisa melupakan kejadian bencana yang sudah seminggu terjadi.
“Rumah kami hanyut disapu banjir. Kami bersyukur pada Tuhan karena telah diberikan nafas kehidupan,” kata Reksiwun Pandai Suban atau Reksi, anak korban banjir di Nelelamadike yang ditemui wartawan, Minggu 11 April 2021 pagi.
Ia menjelaskan, ia masih duduk di bangku SD kelas 6.
Baca juga: Satu Desa di Pulau Adonara Dikepung Longsor dan Warga Terisolasi Selama 4 Hari
Baca juga: Ratapan Maria Kehilangan 11 Keluarga Akibat Bencana di Pulau Adonara: Tolong Perhatikan 2 Anak Saya
“Kejadian banjir yang melanda rumah dan pemukiman warga membuat saya tidak percaya. Saya sendiri bersyukur karena semua anggota keluarga kami selamat. Rumah dan harta boleh hilang dan hancur yang penting kami sekeluarga selamat dan masih diberikan kesempatan untuk hidup,” kata Reksi.
Ia mengaku saat ini ia bersama-teman teman-teman terus bertahan dan ingin memilikki rumah sendiri serta bisa ke sekolah lagi.
“Saya hanya harap kami bisa dapat bantuan rumah dan bisa ke sekolah lagi,” papar Reksi.
Sementara itu, Fania kewa Kian, anak dari korban banjir di Nelelamadike mengaku rumah tempat tinggalnya habis disapu banjir.
“Saat kejadian malam itu, rumah kami digedor sama kakak kalau ada banjir lalu kami lari menuju luar rumah sehingga bisa selamat. Kami ada enam bersaudara. Kami tinggal dengan bapakdi rumah karena mama kerja di Malaysia. Saya anak ketiga dari enam bersaudara. Kejadian malam itu saya sempat gendong adik saya lalu selamatkan diri dari banjir,” kata Fania.
Ia mengungkapkan, mereka tinggal di rumah dan saat ini mamanya sedang merantau ke Malaysia guna mencari nafkah.
Baca juga: Kades Nelelamadike : Biar Tidak Angker, Saya dan Warga Setuju Direlokasi ke Tempat Baru
Baca juga: Daerah Rawan, Kades Nelelamadike: Biar Tak Angker Saya dan Warga Setuju Direlokasi ke Tempat Baru
“Mama lagi kerja dan cari nafkah buat kami enam anak di Malaysia. Terus terang saat ini kami masih trauma berat kalau ingat kejadian banjir malam itu. Kami berusaha untuk tetap hidup dan bisa terhindar dari banjir yang sangat besar,” papar Fania di lokasi pengungsian Nelelamadike.
Ia menuturkan, malam kejadian ia menggendong adiknya dan ia sempat terpencar karena masing-masing berusaha untuk menyelamatkan diri dari banjir bandang.
“Saya bangun lalu saya gendong adik saya. Kami sempat terpencar denga keluarga. Pagi harinya baru kami bisa dipertemukan. Puji Tuhan keluarga kami masih di berikan kehidupan,” papar Fania.
Di tempat pengungsian, Fania sedang menggendong adiknya dan bersama-sama anak-anak korban banjir tidur dan bermain bersama.
Baca juga: Korban Bencana Adonara Kesulitan Air Bersih, PDAM Ende Kirim Mobil Tanki
Mereka dihibur dan didampingi Tim Relawan Kemanusian Kabupaten Flotim.
Baca juga: Pasca Bencana Siklon Seroja NTT, Warga Di Lokasi Rawan Bencana Akan Direlokasi
Bram Muda, Relawan Kemanusian Flores Timur kepada POS-KUPANG.COM di Nelelamadike mengatakan, tim relawan terus mendampingi anak-anak korban banjir yang selamat agar diberikan penghiburan dan kekuatan.
“Kami ingin kejadian itu hilang dari pikiran mereka. Mereka harus terus diajak bermain dan dihibur agar jangan trauma,” papar Bram.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)