Bencana Alam NTT

Curhatan Mensos Risma Soal Bencana NTT Viral, Mantan Walikota Surabaya Bilang NTT Begini, Apa?

Curhatan Mensos Risma Soal Bencana NTT Viral, Mantan Walikota Surabaya Bilang NTT Begini, Apa?

Editor: maria anitoda
POS KUPANG/COM/RICARDUS WAWO
Curhatan Mensos Risma Soal Bencana NTT Viral, Mantan Walikota Surabaya Bilang NTT Begini, Apa? 

POS-KUPANG.COM - Curhatan Mensos Risma Soal Bencana NTT Viral, Mantan Walikota Surabaya Bilang NTT Begini, Apa?

Menteri Sosial Tri Rismaharini bercerita pengalamannya meninjau wilayah bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur.

Minimnya transportasi membuat pergerakan Risma dari satu wilayah ke wilayah lain yang terdampak bencana di NTT menjadi terhambat.

Baca juga: Permintaan Korban Banjir Ile Ape Depan Mensos Risma; Dari Excavator Sampai BBM Mahal 

Baca juga: Mensos Risma Janji Korban Bencana Lembata Terima Kartu PKH Lagi Dalam Waktu 2 Minggu

Baca juga: Bertemu Mensos Risma, Warga Terdampak Banjir Ile Ape Kabupaten Lembata Minta Direlokasi

Risma mengaku kesulitan membawa barang bantuan ke wilayah yang mengalami kerusakan berat seperti Kecamatan Adonara di Kabupaten Flores Timur, NTT.

"Karena transportnya sulit, sehingga kita juga kesulitan membawa barang ke sana seperti itu. Contohnya misalkan di Adonara, di Adonara itu tidak ada landasan, misalkan dipakai digunakan untuk apa namanya landasan pesawat enggak bisa," ungkap Risma di kantor Kemensos, Jln Salemba Raya Jakarta Pusat, Rabu (7/4/2021).

Sehingga distribusi barang bantuan dibawa secara manual, yang mengakibatkan keterlambatan.

Akibat keterlambatan ini, bahkan Risma sempat dimarahi warga yang menjadi korban bencana. Risma tidak merinci warga daerah mana yang memarahinya.

Meski berstatus sebagai menteri, Risma mau menjelaskan kepada warga, kendala yang dirinya hadapi dalam menyalurkan bantuan.

"Saya kemarin jelaskan saya juga dimarahi kemarin, ya saya juga jelaskan bahwa kami bukan tidak mau tapi enggak bisa kami ke sini," ucap Risma.

Warga akhirnya mau mengerti kendala yang dihadapi oleh Risma beserta jajaran Kemensos dalam menyalurkan bantuan.

"Sebetulnya saya maunya dari Bima langsung ke Adonara, tapi nggak boleh terbang karena cuacanya memang tidak bagus. Jadi saya jelaskan ke warga. Nah akhirnya mereka mengerti," tutut Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya ini menuturkan cuaca menjadi kendala dalam penyaluran bantuan.

Dirinya mengaku membawa barang bantuan dari Maumere melalui jalan darat ke Larantuka. Lalu untuk ke Adonara, pihak Kemensos terkendala cuaca ekstrem.

Baca juga: Permintaan Korban Banjir Ile Ape Depan Mensos Risma; Dari Excavator Sampai BBM Mahal 

Baca juga: Mensos Risma Janji Korban Bencana Lembata Terima Kartu PKH Lagi Dalam Waktu 2 Minggu

"Nah ini sempat kita nggak bisa nyebrang, karena memang cuaca nggak bagus. Waktu itu saya paksakan, kamu sudah pokoknya bagaimana caranya berangkat nyebrang. Seperti itu jadi masalahnya yang terjadi adalah transportasi angkutan barang. Kalau penyediaan barang itu sangat mudah sekali sebetulnya," pungkas Risma.

BACA JUGA BERITA LAINNYA:

Di balik bencana yang menimpa korban jiwa di Adonara dan Lembata, Menteri Sosial, Tri Rismaharini datang memberikan peneguhan.

Mantan Wali Kota Surabaya ini mengatakan, Kementerian Sosial akan memberikan santunan kepada korban meninggal dunia dan luka-luka akibat bencana alam tersebut.

Semua korban bencana baik luka-luka maupun yang meninggal dunia di Nusa Tenggara Timur (NTT), akan mendapatkan santunan sejumlah uang yang telah disiapkan.

Hal itu disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dalam konferensi pers secara virtual terkait bencana alam tersebut, Senin 5 April 2021 malam.

"Pemerintah akan memberi santunan (korban meninggal dunia) masing-masing sebesar Rp 15 juta," ungkap Mensos Risma.

Sementara itu untuk korban luka-luka akibat bencana alam ini juga akan diberikan santunan dari pemerintah.

"Korban luka-luka, kami akan memberikan santunan masing-masing Rp 5 juta," ucap Risma.

Selain santunan, Risma juga menyebut pihaknya akan mendata rumah-rumah dengan kondisi rusak.

Nantinya akan diputuskan bersama, mana yang harus dibantu dan tidak.

Sementara itu dikutip dari laman kemensos.go.id, dana lebih dari Rp 2,6 miliar telah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana alam di NTT.

Mensos Risma juga direncanakan hadir untuk memastikan penyintas bencana di NTT mendapatkan kebutuhan dasarnya.

Sementara itu Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Syafii Nasution menyatakan, Kemensos turut aktif menangani bencana banjir bandang dan longsor di Flores Timur dan Lembata, NTT.

Baca juga: Bertemu Mensos Risma, Warga Terdampak Banjir Ile Ape Kabupaten Lembata Minta Direlokasi

Baca juga: Mensos Risma Janji Korban Bencana Lembata Terima Kartu PKH Lagi Dalam Waktu 2 Minggu

Baca juga: Besok, Mensos Risma Datang ke Lembata Bantu Korban Banjir Ile Ape

“Bersama unsur-unsur terkait, Kemensos melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) mengambil peran dalam penanganan bencana,” ungkapnya, Senin (5/4/2021).

Dalam penanganan bencana, Tagana bersinergi dengan unsur-unsur terkait.

“Termasuk tentu saja melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial di wilayah terdampak bencana tentang aktivitas penanganan dan mengamati situasi terkini,” Syafii menambahkan.

Di kawasan bencana, kata Syafii, Tagana bertugas melakukan pendataan korban, evakuasi korban ke tempat aman khususnya kepada kelompok rentan yang terdiri atas lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya.

Tagana juga membantu melakukan pendistribusian logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana banjir.

“Logistik bersumber dari Gudang Dinas Sosial Provinsi NTT dan Gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur serta belanja langsung,” katanya.

Tagana juga melakukan pendataan ahli waris korban meninggal dunia dan Luka-luka untuk pemberian santunan.

Raskal datang dari Lewoleba ke desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape Senin 5 April 2021 sore, hanya untuk satu tujuan, menemukan jasad ibu mertuanya dan keluarga lainnya. (POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo)
Update Korban

Sementara itu, menurut data hingga Senin 5 April 2021 malam, Doni menyebut sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang pada bencana banjir bandang di NTT.

"Suatu angka yang besar sekali," kata Doni.

Doni menambahkan, langkah awal yang dilakukan oleh tim di lapangan mulai dari Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, relawan lokal untuk mencari dan menemukan jenazah yang masih belum ditemukan.

Bibit Siklon Tropis

Baca juga: Permintaan Korban Banjir Ile Ape Depan Mensos Risma; Dari Excavator Sampai BBM Mahal 

Baca juga: Mensos Risma Janji Korban Bencana Lembata Terima Kartu PKH Lagi Dalam Waktu 2 Minggu

Baca juga: Bertemu Mensos Risma, Warga Terdampak Banjir Ile Ape Kabupaten Lembata Minta Direlokasi

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya siklon tropis pada Senin (5/4/2021) pukul 01.00 WIB dini hari.

Adapun siklon ini berkembang dari bibit siklon yang sudah dideteksi sejak 2 April 2021 lalu.

"Saat bibit saja sudah menimbulkan bencana, apabila benar-benar menjadi siklon, maka dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat risikonya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Minggu 4 April 2021.

Masyarakat terutama yang ada di NTT, dikatakan Dwikorita, diminta waspada terhadap cuaca buruk yang akan terjadi dan masih berlanjut.

"Jadi BMKG sebagai Jakarta Tropical Cyclone Warning Center sejak 2 April sudah mendeteksi adanya bibit siklon tropis 99s yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawuh NTT," lanjutnya.

"BMKG telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem sebagai dampak dari bibit siklon tersebut sejak 2 April yang lalu," tambah Dwikorita.

(*)

Berita Bencana NTT

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/08/cerita-mensos-risma-soal-sulitnya-salurkan-bantuan-di-ntt

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved