Banjir Kiriman dari TTU-TTS Nyaris Jebolkan Tanggul di Weliman Kabupaten Malaka
dampak dari banjir kiriman itu beberapa jenis tanaman seperti jagung, padi, pisang, ubi dan kelapa milik warga setempat terbenam lumpur.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Banjir Kiriman dari TTU-TTS Nyaris Jebolkan Tanggul di Weliman Kabupaten Malaka
POS-KUPANG.COM I BETUN--Banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) nyaris menjebol tanggul Sungai Benenai di Dusun Weibun, Desa Forekmodok,Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka.
Tanggul yang di dusun ini sudah mengalami pengikisan oleh banjir beberapa waktu lalu. Hingga kini Pemda Malaka belum mengambil langkah penanganan darurat untuk mencegah pengikisan semakin lebar.
Sebagaimana disaksikan Minggu 28 Minggu 2021, dampak dari banjir kiriman itu beberapa jenis tanaman seperti jagung, padi, pisang, ubi dan kelapa milik warga setempat terbenam lumpur.
Tebing yang terbentang sepanjang DAS Benenai di Dusun Weibun Desa Forekmodok nyaris jebol terkikis air.
Baca juga: Tim UPT Penda Malaka Bergerilya di Weliman, Ini Tujuannya
Baca juga: Pemkab Malaka Jadikan Lahan di Weliman Sebagai TPS Sampah
Salah seorang petani setempat, Paulus Bria mengaku, banjir kiriman yang terjadi pekan lalu mengakibatkan puluhan hektar tanaman jagung rusak.
Dikatakannya, jagung yang ada baru sekali panen namun kini sudah hanyut terbawa banjir. Apalagi dengan kondisi tebing Benenai di areal itu menyisahkan setengah meter.
"Kalau hujan terjadi lagi di TTS atau TTU maka kedepan tebing itu pasti akan jebol dan airnya akan meluap dan masuk di halaman rumah kami," kata Bria.
Baca juga: Dukung Program Kelornisasi, Jajaran Polsek Weliman Pantau Budidaya Marungga
Baca juga: Polsek Weliman-Reskrim Polres Malaka Sidik Kematian Hilarius Fahik, Albert Neno: Kita Usut Tuntas
Terkait bantuan dari pemerintah, Paulus mengatakan belum ada. Apesnya, pada kejadian pertama luapan banjir ke pemukiman warga beberapa waktu lalu, petugas hanya mengambil data Kepala Keluarga yang kebunnya rusak dan rumah terendam.
"Mereka datang cuma data lalu foto-foto kemudian pulang. Saya sudah tidak tahu lagi data itu dibawa kemana. Kejadian luapan banjir sekarang petugas sudah tidak datang data lagi," ujar Bria dengan nada ketus.
Hal senada disampaikan Vianelde Hoar. Dia menuturkan bahwa hampir setiap tahun rumah milik warga terendam dan lahan terkikis air. Kondisi ini sudah menjadi langganan tetap sementara pemerintah hanya ambil data dan pulang.
Baca juga: Kapolres Malaka Berbagi Kasih di Weliman Salurkan Sembako Polri Peduli, Rakyat Leunklot Apresiasi
Baca juga: Kapolsek Weliman Terapkan Pola Door to Door Bagikan Masker Cegah Covid 19
"Mau pergi ke kebun tapi kebun jagung pisang,ubi dan kelapa sudah tidak ada lagi. Hanya sisa sedikit mau harap apa yang lain sudah terbawa arus dan ditutup lumpur. Kita berharap pemerintah bisa mengulurkan tangan membantu kami," ujar Hoar.
Sementara Kades Forekmodok,Daniel Moruk ,mengatakan dirinya sudah melaporkan kondisi tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mengatasi secara darurat tapi hingga saat ini belum ada respon.
Daniel memgaku,sebenarnya kondisi tersebut tidak terlalu parah. Ini karena tebing dekat daerah aliran sungai Benenai yang ada di Desa Lamudur digusur agar mobil truk bisa lewat dan mengangkut pasir di kali, akhirnya setiap tahun warganya terkena dampak.
"Kondisi sekarang air sudah mengalir tidak pada jalurnya sudah mulai membelok ke kebun warga dan mendekati tebing yang notabene dekat dengan pemukiman warga. Besok lusa kalau ada hujan lagi di TTS atau TTU dengan intensitas yang tinggi maka tanggul itu akan jebol karena kemarin kita lihat tinggal setengah meter sudah sampai ditebing itu," katanya.( Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)