Erik Rede Apresiasi Petani Sorgum, Jaga Ketahanan Pangan
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ende, Erikos Emanuel Rede atau akrab disapa Erik Rede apresiasi para petani sorgum di Ende
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ende, Erikos Emanuel Rede atau akrab disapa Erik Rede apresiasi para petani sorgum di Ende yang saat ini serius kembangkan tanaman pangan serba guna tersebut.
Politisi Partai NasDem ini menyebut, tujuan pengembangan Sorgum ini guna menjaga ketahanan pangan untuk para petani itu sendiri dan penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan sehari - hari.
Erik mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 dimana sisi ekonomi ikut terdampak, ketahanan pangan perlu lebih ditingkatkan.
Baca juga: TPA Waijarang Mulai Difungsikan Tapi Akses Jalan Masuk Belum Ada
Erik Rede mengaku bahwa ada keluhan dari para petani yang kesulitan dalam produksi Sorgum pasca panen, karena ketiadaan alat atau mesin perontok.
"Tentu kita memahami (kendala yang dihadapi petani). Kita minta mereka melalui mekanisme yang ada silahkan memberi usulan kepada Pemerintah," kata Erik saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (29/3/2021).
Erik mengatakan, Sorgum, pangan alternatif yang nilai gizinya tinggi, diantaranya memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1.
Baca juga: PKB Minta Ansor dan Garda Bangsa Ikut Amankan Perayaan Paskah NTT
Menurutnya, tanaman pangan ini sebenarnya, bukan jenis tanaman baru di Ende, namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, tanaman ini 'lenyap' dan saat ini para petani mulai dikembangkan lagi.
Dia katakan, tanaman Sorgum merupakan tanaman serba guna, oleh karena itu para petani mesti memanfaatkannya secara baik.
"Sorgum itu sendiri itu untuk pangan, lalu kemudian batang, daun dan lain-lain itu kan, bisa untuk pakan ternak. Jadi kita dorong agar petani juga pelihara ternak," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan POS-KUPANG.COM, Petani Sorgum di Desa Kota Baru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), alami kendala untuk kembangkan tanaman pangan serba guna tersebut.
Mereka ingin agar kegiatan produksi lebih efisien, ada akses pasar dan kembangkan Sorgum jadi bahan baku industri, misalnya bahan baku membuat gula cair.
Kerinduan mereka belum terjawab sejak mereka mulai budidaya Sorgum pada 2014 silam. Padahal kala itu, panen perdana, meraka berhasil merup 10 ton Sorgum dari lahan seluas 1 hektar.
Kelompok tani yang budidaya Sorgum di Desa Kota Baru, yakni kelompok tani 'Mae Welu' dibentuk sejak 2012, diketuai oleh Petrus Wangge (40), akrab disapa Epit.
Epit kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (37/3/2021) menuturkan, tiga hari lalu, Kadis Pertanian Ende, Marianus Alexander dan jajaran datang memantau Sorgum di lahan yang digarap oleh kelompok tani Mae Welu.
Menurutnya, dari lahan seluas 5 hektar tersebut, mereka bisa panen 25 ton Sorgum, 1 hektar bisa panen 5 ton.
Ditanya respon Dinas Pertanian terkait kerinduan petani Sorgum, Epit katakan, Dinas Pertanian berjanji akan membantu mesin perontok. "Kata pa Kadis Pertanian, akan bantu, memang belum memastikan kapan realisasinya," kata Epit.
Lanjutnya, pihak Dinas Pertanian juga akan membantu penyebaran benih pemupukan dan untuk penamaman berikutnya di lahan seluas 10 hektar. "Bantuannya sekitar 7,5 juta rupiah," ungkapnya.
Petrus mengatakan, Sorgum, bukan tanaman pangan baru di Kabupaten Ende dan NTT. Namun di era tahun 1980 - 1990, tanaman serba guna ini perlahan - lahan 'lenyap'.
Padahal Sorgum, selain sumber pangan, juga untuk pakan ternak dan bahan baku industri. Tidak hanya itu, mengonsumsi Sorgum bagus untuk penderita diabetes karena bisa menurunkan gula darah.
Pada 2014, setelah mempelajari dan mendapat informasi tentang Sorgum, berinisiatif budidaya Sorgum.
Petrus bergerak bersama kelompok tani 'Mae Welu' yang meraka bentuk sejak 2012, untuk program menanam manggrove di pesisir pantai di Kecamatan Kota Baru.
Petrus dan kawan-kawan mengolah lahan seluas 1 hektare secara tradisional untuk tanam Sorgum. Panen perdana, hasilnya mencapai 10 ton.
Menurutnya, Sorgum tersebut dikonsumsi sendiri dan dijual. Menurutnya, banyak masyarakat di Kota Ende, Ibu Kota Kabupaten Ende yang memesan Sorgum.
Dia katakan, Sorgum serba guna, akar hingga bulir Sorgum bisa dimanfaatkan. Daun Sorgum dimanfaatkan untuk pakan ternak, sementara batangnya bisa untuk bahan baku gula, namun belum belum dikembangkan.
"Sebenarnya Sorgum ini bukan baru. Dia tanaman serba guna akar hingga bulirnya bisa dimanfaatkan. Waktu saya masih kecil tahun 80an, biasa makan juga. Seiring berjalan waktu orang tidak lagi tanam atau budidaya," kata Petrus.
Pasca panen perdana, kata Petrus, anggota kelompok Tani Mae Welu bertambah menjadi sekitar 30 orang. Petrus pun mendorong para anggota membuka lahan untuk tanam Sorgum. "Jadi berkembang, ada yang tanam setengah hektar, bervariasi," ungkapnya.
Petrus menceritakan, para penderita diabetes banyak yang memesan Sorgum, untuk turunkan gula darah. "Banyak yang beri kesaksian, rajin konsumsi Sorgum, sembuh," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)