TPA Waijarang Mulai Difungsikan Tapi Akses Jalan Masuk Belum Ada

Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) sampah di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Lembata, akhirnya difungsikan Pemkab Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan-Lembata, akhirnya difungsikan Pemkab Lembata awal Maret 2021. 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) sampah di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Lembata, akhirnya difungsikan Pemkab Lembata awal Maret 2021.

TPA dengan sistem pengelolaan sanitary landfill ini memiliki keluasan 1.000 m3 untuk pengolahan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sesuai Undang-Undang 18/2008 tentang pengelolaan sampah.

TPA yang diserahterimakan tahun 2016 oleh Pemprov NTT kepada Pemkab Lembata tersebut kini mulai beroperasi. Meskipun sudah digunakan, akses jalan masuk menuju lokasi TPA masih belum selesai dikerjakan.

Baca juga: Pangkas Rambut Gratis Anak Panti Asuhan Dari Komunitas Salon Lembata

"TPA Desa Waijarang selama ini belum terpakai sejak dibangun tahun 2016 lalu, kendalanya pada akses jalan masuk menuju lokasi, memang secara bertahap sudah dikerjakan," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata, Petrus Kanisius Making pasca kunjungannya ke lokasi TPA sampah Waijarang, Jumat (26/3/2021).

Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata sudah memanfaatkan tempat tersebut sejak dua minggu lalu sebagai tempat proses akhir pengolahan sampah. Diharapkan agar masyarakat Lewoleba dapat membuang sampah pada tempat-tempat yang sudah disiapkan untuk kemudian diangkut ke TPA Waijarang.

Baca juga: 4 Momen Manis Jin BTS dan Kakaknya Kim Seok Jung Berbagi Cinta, Nomor 3 Romantis!

Kanis Making menjelaskan akses jalan sekitar 700m perlu segera dibenahi.

"Kita berharap akses jalan masuk sekitar 700 meter yang belum diaspal dapat dikerjakan. Dalam musrenbangcam 2022 memang sudah disampaikan, namun hal ini merupakan kepentingan mendesak apalagi sudah sangat lama maka kami harapkan segera ditangani sehingga tidak mengganggu aktivitas apalagi di musim hujan nantinya," sebutnya.

Selain itu, dia merincikan beberapa fasilitas pendukung seperti mobil arm roll hanya 1 unit , dumptruck 2 unit, dan ada becak motor (bentor) sampah yang ada di setiap kelurahan dan berfungsi mengangkut sampah setiap hari dari rumah-rumah warga kemudian ditampung di kontainer sampah yang tersebar di 9 titik dalam kota Lewoleba.

"Karena jarak yang cukup jauh menuju TPA, sehingga kita berharap ada penambahan unit armada angkutan. Setiap hari kita monitor kontainernya penuh terus akibat volume sampah masyarakat setiap harinya juga tinggi," ujarnya.

Pihaknya juga meminta rumah sakit maupun klinik atau faskes lain agar sampah medisnya dipisahkan jangan digabung dalam kontainer karena itu masuk kategori limbah B3 infeksius. "Kami temukan ada juga sampah-sampah seperti botol infus, spuit suntik, masker," terangnya.

Dengan beroperasinya TPA Waijarang, tambahnya, maka TPS yang berada di koligletek maupun lokasi pembuangan sampah di belakang Panti Asuhan Taruna Harapan sudah ditutup.

"TPS di Koligleteng dan belakang panti asuhan sudah ditutup. Kita harapkan masyarakat yang secara mandiri masih membuang sampah agar menyesuaikan dengan ketentuan. Jangan juga membentuk TPS liar seperti di kebun-kebun orang atau dipinggiran jalan, karena kita mau kota Lewoleba ini bersih, jadi kesadaran itu yang perlu ditingkatkan," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved