Irigasi Wae Laku Borong Rusak Tertimbun Longsor, Ratusan Lahan Sawah Kering dan Warga Kesulitan Air

Salah satunya yang menjadi isu paling seksi akhir-akhir ini yakni terjadi bencana alam tanah longsor yang menimbun dan merusaki irigasi

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Anggota DPRD NTT, Yohanes Rumat, saat reses di Bangka Kantar. 

"Direncanakan pakai breaker ekcavator untuk bor itu batu-batu, tapi takutnya tekanan keras saat bor itu tanah getar dan terjadi longsor, karena berpotensi akan amblas ketika dibor, maka perlu ada kajian teknis lagi sehingga tidak terjadi longsor yang lebih memperparah lagi,"ungkap Edward. 

Kepala Seksi (Kasi) Irigasi dan OP Dinas PUPR Matim, Ovan Sape, juga dalam kesempatan itu mengatakan, terkait penanganan longsor itu, agar irigasi itu benar-benar aman dari bencana longsor, maka alternatifnya harus dibangun beronjong atau tembok penahan abrasi sungai Wae Laku. Sebab sangat berpotensi longsor ambrukan saluran irigasi itu ketika longsor akibat abrasi sungai. 

Baca juga: Irigasi Wae Cincer di Manggarai Rusak

Ovan juga mengatakan, terkait kerusakan irigasi Wae Laku itu juga pihaknya sudah berkoordinasi dengan BWS NT-II Provinsi NTT dan pihak BWS NT-II Provinsi NTT juga sudah turun langsung melihat lokasi longsor itu sekaligus mengambil datanya. 

Ovan juga mengatakan, bendung Wae Laku ini mengairi sekitar 2.047 hektar lahan sawah yang ada di empat desa yakni Desa Bangka Kantar, Golo Kantar, Nanga Labang di Kecamatan Borong dan Desa Compang Kantar di Kecamatan Rana Mese

Kepala Desa Bangka Kantar, Silverius Mediator Rawan, juga dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Yohanes Rumat yang telah bertemu dengan masyarakat setempat dalam resesnya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Salah satunya untuk menyerap aspirasi terkait kerusakan saluran induk irigasi Wae Laku akibat bencana alam tanah longsor.

Dikatakan Silverius, akibat kerusakan saluran induk irigasi Wae Laku itu, ratusan hektar lahan sawah milik warga di empat desa terancam kering dan berdampak pada gagal tanam dan gagal panen padi sawah milik masyarakat setempat.

Menurut Silverius, untuk iriagasi itu terhindari dari bencana longsor, maka perlu dibangun beronjong atau tembok penahan sehingga tidak terjadi longsor.

Karena itu, Silverius juga meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan dan juga kepada anggota DPRD NTT Yohanes untuk menyampaikan aspirasi masyarakat itu kepada pemerintah untuk memperbaiki kerusakan saluran irigasi itu. Terkait bencana kerusakan itu juga ia telah menyampaikan kepada dinas teknis Pemerintah Daerah.

Dalam kesempatan itu, Silverius juga meminta kepada masyarakatnya untuk tetap bersabar. Pemerintah tentu akan memperhatikannya, namun membutuhkan proses sebab dalam pembangunan fisik butuh kajian teknis dan juga membutuhkan anggaran.  

Baca juga: Kerusakan Saluran Irigasi Wae Cincer BPBD Manggarai Belum Terima Laporan dari Desa Bangka Ara

Warga setempat, Tarsisius Mensi, dalam kesempatan itu meminta kepada Yohanes Rumat untuk memperjuangkan terkait aspirasi masyarakat berkaitan dengan kerusakan saluran irigasi itu. Sebab akibat kerusakan saluran irigasi itu lahan sawah milik para petani setempat tidak diairi dan akan berpotensi terjadi gagal tanam dan gagal panen. 

Bukan hanya soal tidak diari lahan persawahan saja, namun kata Tarsisius, akibat kerusakan saluran irigasi itu juga masyarakat kesulitan untuk memperoleh air. Sebab adanya air irigasi itu juga dimanfaatkan warga untuk mandi dan cuci bahakan sebagian warga memanfaatkan untuk minum.

Dikatakan Tarsisius, warga harus memperoleh air dengan cara membeli bagi yang memiliki uang, sedangkan bagi warga yang tidak memiliki uang terpaksa mengambil air di kali Wae Laku yang jaraknya sekitar 2 KM dengan topografis yang ekstrim.

Bukan hanya warga yang kesulitan air saja, tetapi kata Tarsisius, fasilitas publik seperti Pustu dan sekolah-sekolah tidak ada air. Akibatnya seperti di Pustu petugas medis sangat kewalahan saat melayani pasien apalagi pasien yang kecelakaan atau pasien yang partus.

"Jadi kami mohon kepada bapak Yohanes Rumat dan bapak pemerintah agar memperhatikan kerusakan saluran irigasi ini. Harapan kami agar secepatnya bisa teratasi,"ungkap Tarsisius. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved