Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok

Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok

Editor: maria anitoda
KOMPAS.com/THINKSTOCK
Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok 

"Hubungi penanggungjawab aku duli, ikuti saja penjelasannya. Bilang aja mau ketemu BO (boking open) MS gitu" sebut MS dalam obrolan pada Sabtu (20/3/2021). 

Ketika di konfirmasi terkait dengan keberadaan mucikari, MS enggan menyebutkan identitasnya dan hanya memberikan nomor telfon dari sang mucikari.

Upaya untuk mengobrol bersama mucikari tersebut tidak bisa, lantaran nomor yang diberikan tak bisa tersambung ketika dilakukan panggilan selular. 

Sosiolog dari universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang  Drs. Yos E. Jelahut, M.Si, hal tersebut terjadi akibat dari penutupan lokalisasi bernama Karang Dempel (KD), yang baginya penutupan tersebut tidak serta merta juga menutup bisnis ini, namun lebih kepada merubah modus operan. 

"Itu seperti merubah modus dari terbuka ke tertutup itu. Ex dari sana, menurut saya ya merbuah modus itu" ujarnya, Kamis (25/3/2021). 

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sosok Bripda AP, Tembak PSK Akan Dikencani Setelah Open BO Prostitusi Online, Ini Kronologinya

Baca juga: Ditangkap karena Prostitusi Online, Polisi Amankan Kondom dan Ungkap Tarif Fantastis Artis TA

Ia menerangkan, hasil penelusurannya di media online termakasud aplikasi michat yang sering digunakan sebagai layanan komunikasi, banyak pekerja yang begitu fulgar menawarkan 'jajanan' tersebut. 

Hal ini bagi Yos, justru sangat dikhawatirkan dan menyebabkan modus pekerja akan berganti dari terselubung ke modus terbuka. 

Secara sosiologis, ia menilai ada beberapa hal yang disebabkan hingga adanya praktek seperti ini.

Pertama, pada sektor pendidikan dan keterampilan yang terbatas dari pekerja, sedangkan tuntutan kehidupan justru semakin meningkat sehingga pekerja rela melakoni pekerjaan ini. 

Di point yang kedua, lanjut Yos, ada pada lemahnya kontrol sosial dari pemerintah setempat. 

"Saya jarang membaca berita pemerintah kota Kupang melakukan operasi atau razia di hotel-hotel, sementara sesungguhnya tidak sudah, karena menurut saya sudah sangat terbuka.

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Sehingga untuk operasinya itu mudah sekali" jelas Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Undana ini. 

Ia menyarankan agar pemerintah melalui dinas sosial kota Kupang  melakukan solusi lunak untuk melakukan pendataan, pembinaan dan pelatihan keterampilan dan penyiapan modal usaha serta memberi peluang usaha dan tetap melakukan pendampingan. 

Secara logika, para pekerja menggantungkan penghasilan pada praktek ini, sehingga pemerintah sebisa mungkin merubah praktek ini agar para pekerja mendapat hasil dari pekerjaan lain yang lebih baik. 

Selama ini kan kita lihat peran pemerintah hanya memberikan bantuan modal usaha tanpa pelatihan, pembinaan dan pendampingan, nah setelah mereka terima uang itu bisa saja di gunakan untuk modal cari tempat lain lagi dengan pekerjaan yang lain lagi kan, mubazir namanya" tandasnya. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved