Kepala Perpustakaan Nasional Hadiri Kuliah Umum di Kampus Stiper Flores Bajawa

sebatas megenai baca tulis serta orasi saja namun lebih pada kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermutu

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/THOMAS MBENU NULANGI
Ketua Stiper Flores Bajawa Dr. Nicolaus Noywuli saat menyerahkan piagam kepada Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando, MM di Aula Stiper FB, Jumat 26 Maret 2021.  

Kepala Perpustakaan Nasional Hadiri Kuliah Umum di Kampus Stiper Flores Bajawa

POS-KUPANG.COM | BAJAWA--Kepala Perpustakaan Nasional Drs, Muhammad Syarif Bando, MM hadir dalam kegiatan kuliah umum di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Flores Bajawa.

Kuliah umum yang mengusung tema "Upaya Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Menuju SDM Indonesia Unggu" itu dilakukan di Aula Kampus Stiper Flores Bajawa itu dilaksanakan pada, Jumat 26/3/2021) pagi.

Berdasarkan pantauan yang dilakukan Pos Kupang, hadir dalam kegiatan tersebut yakni Wakil Bupati Ngada, Raymundus Bena, Ketua Stiper Flores Bajawa Dr. Nicolaus Noywuli, dan Ketua DPRD Ngada Bernandinus Dhey Ngebu.

Dalam materinya, Kepala Perpustakaan Nasional, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM mengharapkan kepada mahasiswa supaya pemahaman tentang literasi tidak hanya sebatas megenai baca tulis serta orasi saja namun lebih pada kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermutu dan bisa dipakai dalam kompetisi global.

"Karena ini era teknologi dan keterbukaan. Sehingga kampus jangan hanya dilihat sebagai tempat yang terbatas, tetapi harus belajar juga dari dunia luar," ungkapnya.

Muhammad mengatakan, paradigma tentang perkuliahan tidak hanya sekedar memburu satu lembar ijazah, tetapi lebih kepada menghasilkan ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan terutama di Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam.

"Itu sebabnya dalam materi yang saya sampaikan sangat sesuai dengan lembaga pendidikan tinggi ini yang konsentrasi pada pertanian dan peternakan yang sejalan juga dengan visi dan misi Pak Bupati tentang pengembangan pertanian, peternakan, nelayan, dan pariwisata," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Perpusnas juga mengingatkan kepada mahasiswa supaya tidak terjebak dalam permainan media sosial yang berjam-jam yang dapat membuat kehilangan kemampuan untuk bisa menganalisis data dan problematika sosial yang ada di sekitar.

"Karena ini persoalan besar. Kalau mahasiswa ini habis waktunya untuk bermedia sosial berjam-jam, kemampuan dia untuk membekali dirinya memiliki pengetahuan secara fundamental, memahami persoalan ekonomi, sosial, politik, hukum, dan kesehatan, terus siapa yang akan menjadi penerus bangsa ini," ungkapnya.

Memang, kata Muhammad, ada sedikit mahasiswa yang sukses menekuni media sosial, namun jumlahnya sangat sedikit.

"Saya mau katakan bahwa membaca di internet sama dengan berselancar di gelombang dengan penuh ketidakpastian dengan pengetahuan yang sangat dangkal, sedangkan membaca buku itu sama dengan menyelam di laut dalam dengan pengetahuan yang betul-betul mendalam," ujarnya.

Muhammad menambahkan, membaca adalah proses untuk membentuk struktur berpikir dari manusia dari deduktif ke induktif untuk menghasilkan pemikiran yang rasional.

"Kalau kita dicekoki dengan struktur berpikir media sosial yang ngawur, maka kita tidak akan berpikir rasional," ungkapnya.

Ditempat yang sama, Ketua Stiper Flores Bajawa Dr. Nicolaus Noywuli mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kepala Perpusnas yang sudah hadir menjadi pemateri dalam kegiatan kuliah umum tersebut.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved