China Marah Besar hingga RencanakanBalas Dendam Lebih Besar keAS,Sakit Hati Disanksi Karena Uigghur
Isu pelanggaran hak asasi yang dilakukan China pada suku bangsa Uighur di bagian barat negeri itu kini tengah menjadi bahan yang dibahas di tinglat in
China Marah Besar hingga Rencanakan Balas Dendam Lebih Besar ke AS, Sakit Hati Disanksi Gegara Uigghur
POS KUPANG..COM -- Isu pelanggaran hak asasi yang dilakukan China pada suku bangsa Uighur di bagian barat negeri itu kini tengah menjadi bahan yang dibahas di tinglat intenasional
Negeri Tirai Banmbu itu dituduh melakukan penggatan hak asasi manusia berskala besar di wilayah yang menutut otonomi itu
Amerika bersuara paling lantang mengena penindasan pemerintah terhadap suku Uighur. Bahkan Amerika Serikat sampai memberi sanski kepada China
Hal ini membuat pemerintah China marah besar dan merencanakan membalas perbuatan Amerika itu
Baca juga: China Bakal Habis-habisan Hancurkan Amerika & Sekutu di China Selatan,PLA Llatihan Dukungan Maritim
Baca juga: China Bantah Lakukan Genosida, Beijing Beri Bukti Bertambahnya Populasi Muslim Uighur di Xinjiang
Baca juga: SEMAKIN PANAS, China Kirim Tiga Kapal Perang ke Laut Jepang, AS-Jepang Beri Peringatan
AS, Uni Eropa , dan Inggris , telah memberlakukan sanksi-sanksi terhadap beberapa pejabat China karena pelanggaran HAM terhadap minoritas Muslim Uighur di provinsi Xinjiang
Dia Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, sanksi-sanksi AS itu diambil sebagai aksi solidaritas dengan sekutu-sekutu AS.
“Sebagai bagian dari aksi mereka hari ini, mitra-mitra kami juga menjatuhkan sanksi terhadap pelanggar HAM terkait kekejaman yang terjadi di Xinjiang dan negara-negara lain," kata Blinken dalam pernyataan Senin (22/3/2021), dikutip dari VOA Indonesia.

Departemen Keuangan AS pada Senin (22/3/2021) mengatakan, akan menjatuhkan sanksi terhadap dua pejabat China — Wang Junzheng, mantan wakil sekretaris partai di Xinjiang, dan Chen Mingguo, direktur Biro Keamanan Publik Xinjiang.
Uni Eropa dan Inggris juga menjatuhkan sanksi terhadap kedua pejabat itu serta dua pejabat lainnya— Wang Mingshan, anggota komite Partai Komunis di Xinjiang, dan Zhu Hailun mantan kepala kawasan Xinjiang.
Keputusan Inggris, Uni Eropa, Kanada, dan AS untuk mengambil tindakan melawan China atas perlakuannya terhadap populasi Muslim Uyghur di Xinjiang kemungkinan akan membuat perusahaan dan organisasi barat menjadi sasaran Beijing.
Seperti diketahui, Beijing dituduh membangun kamp yang menampung lebih dari satu juta orang Uighur di 380 lokasi.
Pemerintah China terus mempertahankan kamp sebagai lokasi "pendidikan ulang".
Partai Komunis China mengklaim keberadaan kamp tersebut untuk mengurangi dugaan ancaman teror di wilayah tersebut.
Tapi, Sekretaris Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan bukti menunjukkan "program penindasan yang sangat mengganggu" di Xinjiang.