Belum Setahun Terbentuk, Platform Ini Sudah Mengerjakan Project Nasional
pemilihan nama pegang tangan ini agak kontras dengan keadaan yang terjadi saat ini
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Belum Setahun Terbentuk, Platform Ini Sudah Mengerjakan Project Nasional
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Salah satu platform digital besutan anak NTT, pegangtangan.com ini lahir dalam masa pandemi dan akan berusia sat tahun pada Juni mendatang.
Meskipun belum mencapai setahun, platform ini sudah banyak mengerjakan project nasional untuk pameran virtual seperti Festival Kopi Nusantara, Karya Kreatif Indonesia dan Festival Ekonomi Syariah.
Hal ini diungkapkan ketiga founder pegangtangan.com, Sam Djunaedi Ludji (Sam), Rafael Paulus (Paparaf) dan Edri Sengaji (Edri) dalam Acara Ngobrol Asyik Bersama Pos Kupang pada Jumat (19/03/2021) dengan tema "Kebangkitan Kreativitas".
Dalam kesempatan tersebut Sam mengatakan, pemilihan nama pegang tangan ini agak kontras dengan keadaan yang terjadi saat ini, yang mana tidak bisa berpegangan tangan secara langsung karena pandemi.
"Makanya yang bisa kita lakukan adalah pegang tangan secara virtual. Kenapa kami lebih memilih pegang tangan daripada gandeng tangan? Karena menurut kami pegang akan lebih abadi daripada cuma gandeng," jelasnya.
Platform ini, lanjut Sam, lebih terfokus ke UMKM - UMKM yang terdampak pandemi misalnya UMKM yang produknya banyak tapi tidak bisa jualan karena pandemi atau bahkan ada yang usahanya mati.
Dengan tiga unsur yang dimiliki, Sam sebagai Forografer, Paparaf sebagai desain grafis dan Edri sebagai web desain, dibuatlah terobosan ini.
Edri mengatakan, pegangtangan.com sendiri adalah UMKM dengan produk yang dihasilkan adalah produk - produk digital.
"Nah ketika kita mau masuk ke platform digital dimasa - masa sekarang ini apalagi dengan adanya pandemi, kita pikir kalau kita ajak UMKM, ini akan lebih menarik karena mereka punya produk yang kita tidak ragukan lagi," kata Edri.
"Kami sangat tidak meragukan produk - produk teman - teman UMKM yang ada di NTT kayak tenun, makanan dan lainnya," lanjutnya.
"Karena kebetulan pandemi jadi kami tidak bisa ke mana - mana saat ini hanya di Kota Kupang dan sekitarnya saja dulu," tambahnya lagi.
Dia melanjutkan, ketika para pelaku UMKM ini masuk ke market place, mereka kesulitan untuk berkompetisi secara virtual karena konsumen sendiri membeli sesuatu karena menarik secara visual baik dari sisi desain maupun foto.
"Ini yang kami perhatikan, di beberapa market place pun demikian. Mereka juga bercerita yang sama," ujarnya.
Edri mengakui, ketika para pelaku UMKM yang biasa berjualan konvensional tiba - tiba masuk ke pegangtangan.com yang digital, kendala sudah pasti ada karena digitalisasi sendiri belum menjadi kebiasaan di NTT.