Paronisasi dan Pertanian Unggulan Kopdit Solidaritas
ternak babi dan budidaya sayur-sayuran di beberapa lokasi di Kabupaten Kupang. Banyak anggota yang merasa sungguh terbantu.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
Paronisasi dan Pertanian Unggulan Kopdit Solidaritas
POS-KUPANG.COM--Koperasi Kredit (Kopdit) Solidaritas Santa Marya Assumpta Kupang, kini fokus mengembangkan paronisasi sapi, ternak babi dan budidaya sayur-sayuran di beberapa lokasi di Kabupaten Kupang. Banyak anggota yang merasa sungguh terbantu.
General Manager (GM) Kopdit Solidaritas, Urbanus Reko, S.E, mengatakan hal ini ketika ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Senin (15/3/2021).
Urbanus mengatakan, beberapa titik paronisasi sapi, yakni di Usapi Sonbay serta pinggiran Kota Kupang lainnya.
Sedangkan pertanian musiman berupa budidaya sayur-sayuran dilakukan di wilayah Oesao.
“Oesao ini wilayahnya luas dan potensial. Banyak anggota kita mengembangkan sayur-sayuran,” kata Urbanus.
Urbanus yang baru dilantik menjadi GM bersama beberapa manajer wilayah tanggal 6 Maret untuk periode 2021-2023 mengatakan, langkah-langkah yang diambil semata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi para anggota dalam menghadapi masalah ekonomi di musim pandemi Covid-19 ini. Sebab dampak pandemi ini sangat luas. Banyak usaha yang gulung tikar.
Urbanus mengatakan, manajemen akan terus melakukan pendampingan. Ia menilai, pengembangan di Oesao berjalan dengan bagus sehingga semakin memacu para petani untuk berusaha. “ Ada juga anggota koperasi ini yang beternak ayam pedaging,” katanya.
Ia juga mengatakan, khusus di Kota Kupang muncul beberapa kelompok kecil yang melakukan semacam arisan untuk membeli mobil tangki.
Bahkan kata Urbanus, ada beberapa anggota kelompok itu yang telah membeli dua unit mobil tangki. Kelompok ini kata dia membangun kekompakan yang kuat.
Pernah kata dia, seorang anggota kelompok menyerempet seorang pengendara sepeda motor, kemudian aparat menahan mobil tangki itu selama dua bulan. Anggota kelompok itu secara gotong-royong membayar cicilan (kredit) ke koperasi selama dua bulan.
“Saya menilai ini luar biasa,” kata jebolan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Kupang ini.
Ketika anggota hendak meminjam uang untuk membangun rumah, misalnya, Urbanus mengatakan, manajemen tak sekalian mencairkan dana itu. Namun, meminta anggota mencairkan dana sesuai dengan kebutuhan.
“Kami maksud agar penggunaannya tak melenceng,” katanya.
Saat ini, Urbanus mengatakan, jumlah anggota sebanyak 9.875 orang dengan total aset Rp 111 miliar.
Ia menargetkan, pada tahun depan jumlah anggota akan bertambah sebanyak 5.000 orang dengan tambahan aset mencapai Rp 127 miliar. Saat ini, manajemen telah membangun sejumlah tempat pelayanan kas baik di daratan Timor, Sumba dan Flores.
Ketua Pengurus Kopdit Solidaritas, Drs. Gerin Dolu Matheus pada saat yang sama mengatakan, pengembangan koperasi ini akan terus dilakukan.
Edukasi kepada anggota terus berjalan terutama dalam memahami esensi dari hidup berkoperasi. Bahwa melalui koperasi siapa saja akan mendapat bantuan tetapi wajib memenuhi sejumlah syarat.
Gerin mengatakan, sejauh pengamatan, tingkat kesadaran anggota dari waktu ke waktu semakin baik. Hak dan kewajibannya juga berjalan seimbang.
Eskpansi ke beberapa kabupaten kata dia juga terus dilakukan terutama di wilayah Sumba dan Flores. Tentang keanggotaan, Gerin mengatakan, koperasi ini terbuka untuk umum. Tidak mengenal sekat atau golongan tertentu. Kini, usia koperasi ini telah berjalan 30 tahun.
Baca juga: Kasus Pengalihan Aset Milik Pemkab Kupang Menunggu Penetapan Tersangka Kejati
Baca juga: Kejari TTU Tahan Tiga Orang Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Alat Kesehatan RSUD Kefamenanu
Baca juga: Kolaborasi Politani Kupang dan Lab Biokesmas NTT Rencanakan Belajar Offline
Baca juga: Semau Ke Kota Kupang Tidak Sekedar Pendekatan Pelayanan
Baca juga: Stunting Tertinggi, Pemprov NTT akan Lakukan Langkah Komprehensif Integral Ciptakan Zero Stunting
Moto Kopdit ini, yakni Melayani dengan Akal Budi, Hati dan Rasa. Lu Susah Beta Bantu, Beta Susah Lu Bantu. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Burin)