Berita NTT Terkini
Warga Pulau Ende Masih Susah Dapat Air Bersih, Alat Penyulingan Rp. 14 Miliar Macet
Warga Pulau Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) hingga saat ini masih kesulitan mendapatkan air bersih
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Warga Pulau Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) hingga saat ini masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan konsumsi.
Nurdin, Camat Pulau Ende, menuturkan, setiap hari warga berlayar mengunakan jasa angkutan perahu motor membeli air di Kota Ende, Ibu Kota Kabupaten Ende.
Selain membeli untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, ada warga yang membeli air di Kota Ende, untuk kemudian dijual di Pulau Ende, dengan harga Rp. 13 ribu per galon berukuran besar.
Baca juga: Hati-hati Penipuan Mengatasnamakan Perbankan
Sementara di Kota Ende, harga air per galon berukuran besar berkisar Rp. 5 Ribu. Dijual lebih mahal di Pulau Ende, mengingat ada biaya sewa perahu, juga tenaga.
"Di Pulau Ende itu, ada titik sumber air, air asin dan air tawar seperti biasa. Tapi kita tentu masih kekurangan air bersih," kata Nurdin, kepada POS-KUPANG.COM, Senin (15/3/2021).
Nurdin menyebut, ada sembilan desa di Pulau Ende, dengan jumlah penduduk mencapai 8.400 namun hanya tiga desa saja yang punya sumber air tawar.
Baca juga: UPT Penda NTT Wilayah Kabupaten Kupang Safari Dari Desa ke Desa
"Nah air tawar ini diedarkan melalui penjualan, tapi dengan jumlah penduduk 8.400 tentu kita masih kekurangan air bersih," keluh Nurdin.
Menurutnya, untuk kebutuhan mencuci dan lain-lain, selain konsumsi, warga mengunakan air asin atau air hujan.
Alat Penyulingan Tidak Berfungsi Lagi
Nurdin menceritakan, sebelum dirinya menjabat sebagai Camat, di Pulau Ende ada alat penyulingan air laut menjadi air tawar, sebagai solusi atasi kekurangan air bersih.
Namun, lanjutnya, alat itu sudah tidak beroperasi lagi. "Sudah beberapa tahun ini, sebelum saya sebagai camat sudah macet, alat itu tidak beroperasi lagi, mungkin karena kapasitas listriknya yang kurang," ungkapnya.
Penelusuran POS-KUPANG.COM, Proyek Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) atau alat penyulingan air laut menjadi air tawar di Pulau Ende pada 2015.
Proyek itu diadakan dengan tujuan mengatasi persoalan pelik di pulau Ende, yakni air minum bersih. Pemerintah pusat mengucurkan dana sebesar Rp 14 miliar untuk proyek penyulingan air laut menjadi tawar itu.
Banyak Penampungan Air Hujan
Di 2021 ini, POS-KUPANG.COM, sudah dua kali mendatangi Pulau Ende, tempatnya di Desa Rendoraterua dan Desa Pu'u Tara.
Ke Pulau Ende, mengunakan jasa angkutan perahu motor kayu, di Dermaga Rakyat Mbongawani, Kota Ende. Waktu tempuh dari Kota Ende ke Pulau Ende, kurang lebih sejam.
Bagi penikmat pemandangan alam, perjalanan ke Pulau Ende, tidak bakal membuat jenuh. Sepanjang perjalanan bisa menikmati pemandangan kota Ende, dan hamparan bukit-bukit sekaligus menikmati sensasi 'bergoyang' di perahu.
Mendekati dermaga Pulau Ende, terlihat banyak perahu-perahu motor sedang berlabuh. Anak-anak berdiri di bibir dermaga, antre melakukan atraksi loncat ke dalam laut. Enak dipandang.
Hampir di setiap rumah - rumah warga di dua desa ini, ada bak penampungan air hujan. Menurut warga air hujan dari atap rumah dialirkan melalui pipa ke bak penampungan.
Air hujan tersebut, selain untuk kebutuhan cuci, juga jika dalam keadaan terdesak terpaksa dikonsumsi. Namun saat musim panas bak-bak penampung tersebut kosong.
Warga mengaku air sumur asin dan tidak nyaman untuk dikonsumsi, namun mereka terpaksa konsumsi jika sudah tidak pilihan. Mereka berharap pemerintah Kabupaten Ende bisa mengatasi masalah kekurangan air bersih di Pulau Ende. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)