ANCAMAN Baru Covid-19, Bahaya Virus Corona Varian Inggris, Lebih menular dan Berakibat Fatal

Pemerintah hampir semua negara di dunia tengah berusaha memulihkan situasi negara masing-masing dari pendemi virus corona atau Covid-19

Editor: Alfred Dama
via Etsy
Ilustrasi 

ANCAMAN Baru Covid-19, Bahaya Virus Corona Varian Inggris, Lebih menular dan Berakibat Fatal

POS KUPANG.COM -- Pemerintah hampir semua negara di dunia tengah berusaha memulihkan situasi negara masing-masing dari pendemi virus corona atau Covid-19

Selain membunuh jutaan orang, penyearan vurus asal China ini juga membuat perekonomian banyak negara terpuuruk dan menciptakan pengangguran dalam jumlah besar

Di tengah upaya memberantas virus corona kini muncul lagi beberapa varian aru virus corona

Salah satu varian  Covid-19 adalah virus corona Inggris yang danggap lebih berhaya dan bisa berakibat fatal

Dalam riset terbaru, para peneliti menemukan, varian Covid-19 sangat menular yang pertama kali ditemukan di Inggris lebih mematikan antara 30% hingga 100%.

Baca juga: Ini Kelebihan Nadya Arifta Hingga Mampu Singkirkan Felicia Tissue dari Hati Kaesang Pangarep

Baca juga: Jawaban Tak Berperasaan Aurel Hermansa dan Atta Halilintar Saat Singgung Siaran Langsung Diprotes

Baca juga: Krisdayanti Baru Pertama Bertemu Putri Anang Hermansya dari Ashanty, Reaksi Arsy Dicium Sang Diva?

Baca juga: Amerika dan China Kemungkinan Bakal Menuju Bukan Soal Laut China Selatan, Tapi Gegara Wilayah ini 

Al Jazeera melaporkan, dalam sebuah penelitian yang membandingkan tingkat kematian di antara orang-orang di Inggris yang terinfeksi dengan varian yang dikenal sebagai B.1.1.7 dengan mereka yang terinfeksi jenis lain, para ilmuwan mengatakan jenis baru tersebut memiliki tingkat kematian yang secara signifikan lebih tinggi.

Diterbitkan di British Medical Journal pada hari Rabu (11/3/2021), studi di Inggris mengungkapkan infeksi dengan apa yang umumnya dikenal sebagai "varian Inggris" menyebabkan 227 kematian dalam sampel dari 54.906 pasien Covid-19 , dibandingkan dengan 141 di antara jumlah pasien yang sama yang terinfeksi varian lainnya.

"Ditambah dengan kemampuannya untuk menyebar dengan cepat, ini membuat B.1.1.7 menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius," kata Robert Challen, peneliti di Exeter University yang ikut memimpin penelitian seperti yang dikutip dari Al Jazeera.

B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di wilayah Inggris Kent pada September 2020 dan sejak itu menjadi strain dominan di Inggris.

Varian ini kemudian menyebar ke luar dengan cepat, dan lebih dari 100 negara lain telah melaporkan kasus sejak saat itu.

Varian ini memiliki 23 mutasi dalam kode genetiknya - jumlah perubahan yang relatif tinggi - dan beberapa di antaranya membuatnya jauh lebih mampu menyebar.

Ilmuwan Inggris mengatakan varian Inggris ini sekitar 40%-70% lebih mudah ditularkan daripada virus corona gelombang pertama.

Penyebarannya yang cepat di Inggris akhir tahun lalu memicu lonjakan kasus dan kematian. Hingga akhirnya, pada 4 Januari, varian ini memaksa penguncian nasional ketiga di negara itu sejak pandemi dimulai.

Hingga saat ini, Inggris telah mencatat lebih dari 4,3 juta kasus Covid-19. Virus itu telah menewaskan hampir 125.000 orang di seluruh negeri, salah satu jumlah kematian terburuk di dunia.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved