Berita NTT Terkini
Perkawinan Usia Dini Berpotensi Menambah Angka Stunting
Bonus Demografi yang sedang di alami negara Indonesia, memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mensejahterakan bangsa
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Bonus Demografi yang sedang di alami negara Indonesia, memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mensejahterakan bangsa melalui lingkungan paling kecil yaitu keluarga.
Dalam menggapai bonus demografi menjadi sebuah potensi kemajuan, selain SDM yang menjadi punckanya, mencegah perkawinan usia dini merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan dalam mendukung SDM yang unggul.
Baca juga: Lawan KLB Moeldoko, Demokrat NTT Serahkan Dokumen AD/ART ke KPUD dan Bawaslu
"Untuk mengurai suatu masalah, agar dirunut hingga ke tingkat kepala keluarga. BKKBN mempunyai tanggung jawab menciptkan keluarga yang berkualitas. Dalam hal stunting juga perlu di mulai dari keluarga" sebut kepala pusat BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), kepada wartawan, Selasa, (9/10/2021).
Ia menerangkan, pernikahan usia dini justru akan menciptakan penambahan stunting yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan manusia itu sendiri. Apa lagi, pada saat memasuki bonus demografi seperti sekarang ini agar kematangan dan kecerdasan SDM harus menjadi modal utama.
Baca juga: Sidang Kasus Video Syur Gisella Anastasia Hari ini, Nobu Tulis Pesan Menyentuh, Intip
Hasto berpendapat, idealnya, pada saat pernikahan berada di atas usia 20 tahun atau dibawah 50 tahun. Hal ini juga harus dibarengi dengan usia ideal kehamilan yang di atas 20 tahun dan dibawah 35 tahun serta jarak kelahiran antar anak yang perlu diatur hingga 1 sampai 2 tahun pada kelahiran berikutnya.
Ia menjelaskan angka stunting, di akhir tahun 2020 berada pada angka 30,50 persen, hal ini akibat dari masa pandemi covid-19 yang masih berlangsung, sehingga ketika adanya bayi atau balita yang mengalami sakit tidak langsung dibawah ke rumah sakit dan menyebabkan durasi sakit menjadi lebih lama yang turut menyebabkan terkategori stunting.
Dalam mendukung pencegahan stunting, ia juga menyarankan agar perempuan yang hendak menikah pada saat usia pernikahan, menurutnya agar di lakukan proses screaning dari mengecek tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan penyakit lainnya. Langkah ini, akan di dukung oleh aplikasi yang akan disiapkan oleh BKKBN agar dinilai dan BKKBN akan memberi saran sebelum melangsungkan pernikahan.
Untuk pria, Hasto menyarankan agar 75 hari sebelum pernikahan agar dilakukan persiapan diri secara matang, termkasud mengkonsumsi vitamin, mengurangi rokok dan tidak berendam di air hangat. Hal ini menjaga kualitas sperma pria pada saat memulai malam pertama dengan pasangannya.
Ketika pasangan ini telah melakukan langkah-langkah kesehatan sebelum pernikahan itu dengan baik, ia mengklaim hal itu akan mengurangi resiko bayi stunting dan tentu mendukung SDM yang baik pula.
"Ini namanya prekonsepsi atau persiapan sebelum menikah. Saya heran, orang-orang siapkan preweding dan resepsi saja sampai puluhan juta, tapi prekonsepsi yang hanya 20 ribu tidak bisa, cek tekanan darah itu murah, asamfolat murah sekali, vitamin juga murah" jelas Hasto.
Pada saat kehamilan, kondisi perempuan yang tidak menjaga kesehatan dengan baik juga, akan mempengaruhi kondisi kandungannya, terutama ketika sedang mengandung dengan bayi berjenis kelamin perempuan. Telur bayi semasa dalam kandungan, akan terpengaruh oleh kondisi ibunya ketika sedang mengandung, sehingga proses pernikahan dan kehamilan, kata dia, mestinya harus terencana dengan baik.
Pentingnya melakukan pencegahan dari sektor hulu agar menciptakan generasi yang sehat dan handal.
"Di negara maju orang sudah banyak membaca penting menjaga kesehatan sebelum menikah dan pada saat menikah. Jadi permpuan itu kalau mau hamil, dia siap betul" ujar Hasto.
Dalam proses kehamilan, agar perlu pendampingan khusus agar mencegah konsumsi yang tidak sesuai asupan bagi kesehatan kandungan. Hal ini sering terjadi pada saat ibu atau orang yang sedang menghamil sedang mengalami mual, muntah atau ngidam.
BKKBN sendiri akan memprogramkan bidan desa hingga bidan di dusun agar bisa membantu kehamilan di wilayah masing-masing.