Hari Musik Nasional, Xaverius Harap Regulasi Untuk Putarkan Musik NTT di Pusat Perbelanjaan
Belakangan beredar surat terbuka kepada Presiden dari sejumlah pekerja seni Indonesia. Menanggapi hal tersebut Xaverius
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso

Hari Musik Nasional, Xaverius Harap Regulasi Untuk Putarkan Musik NTT di Pusat Perbelanjaan
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pembina grup musik Swara Citra Media Group (SCM Group), Xaverius Taek mengungkapkan impiannya pada hari Hari Musik Nasional yang jatuh pada hari ini, Selasa (09/03/2021).
"Saya sebenarnya ada satu impian, bagaimana regulasi bisa memungkinkan perayaan hari musik itu semua tempat, katakanlah mall atau tempat - tempat perbelanjaan itu memutarkan atau memainkan musik - musik daerah NTT," ungkap Xaverius.
"Entah dengan aransemen yang modern maupun etnis kontemporer," lanjutnya.
Mantan Sekretaris Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) NTT ini juga mengatakan, dalam Masa pandemi, para pekerja seni terkena dampak yang besar termasuk di NTT.
Belakangan beredar surat terbuka kepada Presiden dari sejumlah pekerja seni Indonesia. Menanggapi hal tersebut Xaverius mengungkapkan perbedaan budaya musik nasional dan musik lokal NTT.
"Kalau pemusik nasional sebenarnya struktur dan budaya kita agak beda. Kalau di sana orientasi industrinya kan lebih tinggi sementara kita (NTT), komposisi hobi dan kesenangan itu hampir berimbang dengan profesi," ungkapnya.
Karena hal tersebut, lanjut Xaverius, musisi yang benar - benar bermusik untuk mata pencaharian di NTT jumlahnya lebih sedikit.
"Sebenarnya orang bisa memilih itu untuk mata pencaharian tetapi pasar dan penerimaan masyarakat kita belum sampai ke sana," jelasnya.
Organisasi musik ini terbentuk mekanis pada awalnya namun, lanjut Xaver, pada akhirnya disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Jadi, dalam perkembangan ternyata saat sudah mulai jalan dengan metode manajemen yang lebih baik, datanglah si Covid ini," ujar Xaverius.
"Kita core bisnisnya lebih banyak ke pengelolaan manajerialnya jadi organisasi mekanisnya dikurangi," lanjutnya.
Sebelum pandemi menyerang, SCM Group sendiri sudah membuat aplikasi sebagai salah satu cara menyambut era digital.
"Sekarang grup itu sudah punya aplikasi androidnya juga di play store. Jadi metode untuk booking penyanyi itu sudah virtual juga tapi akhirnya nyambung dengan kondisi yang kita hadapi ini tetapi secara sosiologis, regulasi belum memungkinkan berjalan dengan normal karena masih ada pembatasan," jelas Xaverius.
"Jadi kita mengarah ke jual jasa, tapi keadaan itu saya kira cukup bersambut baik juga. Kita tidak memprediksi akan terjadi Covid tapi kita ambil langkah cepat waktu itu. Tidak dimaksudkan untuk Covid tapi lebih ke memenuhi tuntutan zaman yang sudah digital," tambahnya.