Undana Bangun Auditorium Mirip Mouse, Bisa Digunakan Siapa Saja
Gedung yang dibangun sejak tahun 2012 lalu itu bisa digunakan oleh siapa saja asal membayar sesuai dengan tarif yang ditetapkan.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Undana Bangun Auditorium Mirip Mouse, Bisa Digunakan Siapa Saja
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, membangun auditorium unik berbentuk mouse.
Gedung yang dibangun sejak tahun 2012 lalu itu bisa digunakan oleh siapa saja asal membayar sesuai dengan tarif yang ditetapkan.
Hal ini diungkapkan Rektor Undana, Prof. Fredrik Lukas Benu, Ph.D pada Jumat (05/03/2021).
Gedung megah tersebut, lanjut Fred, disamping dipakai untuk pelayanan pendidikan di Undana, pihak luar juga bisa menggunakan namun harus sesuai dengan tarif layanan yang ditetapkan.
"Jadi bisa dipakai untuk event - event seperti rapat - rapat besar, untuk konser, untuk pameran, showroom dan lain sebagainya, pernikahan juga bisa dilakukan tapi harus dibayar juga. Tarifnya ada. Siapa saja bisa (menggunakan)," ujarnya.
Bukan hanya auditorium, kata Fred, tapi semua aset di Undana, siapapun yang menggunakan akan dikenakan tarif misalnya kendaraan yang ada seperti truck dan bus, ada tarifnya jika dipakai.
"Seluruh aset yang ada di Undana ini sesuai dengan tarif yang kita usulkan dan ditetapkan oleh Kementerian, kita tunduk pada aturan itu," jelas Fred.
Gedung tersebut nantinya akan dikelola oleh Badan Pengelola Usaha (BPU) Undana.
Sejak Undana menjadi Badan Layanan Umum (BLU), lanjut Fred, bisnis harus dibentuk didalam Undana melalui BPU.
"Seluruh aset di Undana dapat dimanfaatkan untuk income," jelas Fred.
Fred juga menambahkan, Rektor punya kontrak dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Undana harus menghasilkan pendapatan sendiri.
"Nah kita tahun terakhir itu pendapatan kontrak kinerja Rektor dengan Menteri itu harus sekitar 108 milyar per tahun jadi kita harus berbisnis. Bukan hanya soal menggunakan (Gedung) saja tapi juga digunakan untuk bisnis," ujarnya.
Untuk pendanaannya sendiri, kata Fred, saat dibangun tahun 2012 lalu, gedung ini dibangun dengan dana APBN namun pembangunannya tidak selesai.
"Waktu 2012 itu dari murni APBN tapi tidak tuntas. Setelah itu kita harus alokasi dengan PNBP, sekitar 8 tahun kita alokasikan sedikit demi sedikit baru jadilah gedung itu dan kita bisa gunakan, tidak hanya Undana tetapi semua orang," ungkapnya.
"Kita juga wisuda itu, satu kali Wisuda kan sekitar seribu orang. Aula kita yang lama 1.500 bisa. Kalau dengan orangtua kali dua berarti sekitar 3000. Nah itu kan wisuda tidak bisa sekali. Kita harus satu hari tapi dua kali sehingga dengan adanya gedung ini ya kita bisa manfaatkan untuk wisuda tapi juga untuk komersil," lanjut Fred.
Gedung bekapasitas kurang lebih 4500 orang itu didesain mirip mouse oleh arsiteknya ditahun 2012 dan ketika Fred menjabat sebagai Rektor ditahun 2013, dia tinggal melanjutkan apa yang sudah dibangun tersebut.
"Sebenarnya waktu saya menjadi Rektor itu, gedung kan sudah dibangun. Dari arsitekturnya itu bentuknya kayak mouse yang unik sehingga menjadi semacam simbol orang kampus ini ada aktivitasnya dunia kampus, pelayanan pendidikan yang membutuhkan segala fasilitas dengan layanan elektronik dan kita berhubungan dengan komputer dan lain sebagainya sehingga saat itu dibentuklah gedungnya seperti mouse seperti untuk penggunaan mouse di laptop, komputer dan lain sebagainya," beber Fred.
"Saya tinggal melanjutkan saja setelah menjadi Rektor," tukasnya.
Setelah beroperasi, ujar Fred, gedung tersebut akan dikelola oleh BPU Undana sehingga untuk pemeliharaan gedung, kebersihan dan lain sebagainya BPU yang bertanggungjawab.
"Jadi kalau pendapatan yang diperoleh dari gedung itu ya dipakai juga untuk pemeliharaan, disamping untuk income generating bagi PNBP Undana," kata Fred.
"BPU harus menggunakan itu secara baik. Baik pemeliharaan maupun mendatangkan income bagi Undana," tambahnya.
Sementara untuk kontraktor yang mengerjakan gedung tersebut, Fred mengaku tidak hafal sebab selama 8 tahun sejak pertama kali auditorium dibangun, setiap tahun selalu diadakan pelelangan.
"Kontraktor ikuti proses pelelangan seperti biasa. Delapan tahun beda - beda. Setiap tahun kan selalu ikut pelelangan," jelasnya.
• Penemuan Mayat Bocah Laki-Laki di Pantai Kelapa Lima Dalam Keadaan Tertelungkup
• PT. SMI Cairkan Pinjaman Pemprov NTT Untuk Bangun 16 Paket Jalan Provinsi
• Pastikan Tak Ada Kader Yang Ke KLB Deli Serdang, Demokrat NTT Gelar Apel Siaga
"Kan kita alokasikan sedikit - sedikit ada yang 10 milyar ada yang 20 milyar beda - beda siapa yang menang tiap tahun saya tidak hafal," pungkasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)