Lawatan Pertama Sri Paus ke Irak, Bertemu Tokoh Syiah paling Berpengaruh Ali al-Sistani
Lawatan Pertama Sri Paus ke Irak, Bertemu tokoh Syiah paling berpengaruh di Irak dan Timur Tengah, Ali al-Sistani
Bertemu 'penggembala Irak' di Najaf
Pertemuan Paus Fransiskus dan Ayatollah Sistani dinantikan sebagai simbol perdamaian antarumat di Timur Tengah.
Ulama kelahiran Iran itu berpengaruh besar, namun selalu menjaga jarak dari pusat kekuasaan di Baghdad.
"Sistani melambangkan Irak, melebihi para pemimpin Irak sendiri,” kata Hayder al-Khoei, peneliti Irak dan Syiah, yang berulangkali bertatap muka dengan Sistani.
Sri Paus dikabarkan membawa misi pribadi ketika menyambangi rumah sederhana al-Sistani di Najaf.
Dia ingin agar sang mujtahid menandatangani deklarasi "persahabatan manusia” yang mengecam ekstremisme.
Dokumen itu sebelumnya sudah ditandatangani Imam Besar al-Azhar, Syeikh Ahmed al-Tayeb, saat Fransiskus melawat ke Kairo, Februari 2019.
Namun menurut Marsin Alshamry, peneliti di Brookings Institute, AS, Sistani akan cendrung "berhati-hati” dalam menyikapi deklarasi damai yang diajukan Fransiskus., lantaran sikapnya yang apolitis.
Paus sudah menegaskan dokumen "persahabatan manusia” lebih merupakan "ajakan dialog,” untuk mengupayakan damai, ketimbang manuver diplomasi.
Di Irak, tidak ada figur lain yang lebih didengar ketimbang al-Sistani.
Dia dianggap berjasa karena berulangkali menyelamatkan negara, antara lain menyerukan aliansi Syiah menumpas ISIS, dan mendorong demokratisasi lewat pemilu.
"Tidak seorang pun akan bisa menduduki posisi seperti yang dimilikinya,” kata Alshamary.
"Dia menggembalakan Irak melalui masa-masa yang sangat sulit.”
kompas.com
Paus Fransiskus pertama kalinya mengunjungi Irak, untuk menyerukan perdamaian.