Berita NTT Terkini

Sunday Morning Roastery NTT: Gede Roasting Kopi Berkualitas

Gede Widiantara dan Fikri Sobari merupakan pegiat kopi lokal NTT. Keduanya memiliki toko kopi, Sunday Morning di BTN Kolhua

Editor: Kanis Jehola
(pixelliebe)
Ilustrasi kopi 

"Saya tidak ambil stok banyak, jadi sudah mulai berkurang baru saya order lagi karena di sini (Kupang) kan lembab dibandingkan dengan Bajawa atau Manggarai di sana kan relatif dingin jadi nyimpan di rumah lebih awet karena dingin. Di Kupang ini meskipun saya simpan di karung sebulan saja sudah apek karena kondisi Kupang yang lembab," jelas Gede.

Fikri menambahkan, selama menjalankan usaha Sunday Morning, respon konsumen bagus. "Kalau saya pribadi, masyarakat senang sih. Wah ini nih memang butuh pemuda gitu," ucap Fikri.

Fikri yang mulai langsung turun ke kebun sejak setahun lalu awalnya dikira buyer (pembeli).

"Jadi tahap selanjutnya ya udah kita buat rumah jemur dulu. Saya minta desain dari senior. Saya bilang ini desainnya kayak gini tapi saya tidak memaksa, terserah bapak-bapak mau buatnya bagaimana yang penting ketika hujan tidak kehujanan ketika malam tetap suhunya terjaga," tuturnya.

"Kan dijemur tuh kita ratain nggak usah tinggi-tinggi, satu tumpukan aja nggak usah double, nanti malam dikumpulin lagi supaya suhunya itu terjaga, panas yang dijemur dari pagi sampai sore tetap terjaga pas malam soalnya kalau malam pasti dingin," tambah Fikri.

Gede mengungkapkan, pihaknya menerima banyak masukan dari customer. "Sejauh ini ada yang suka, ada yang memang memberi masukan, kurang ini kurang ini, semuanya saya jadiin masukan buat pembelajaran lagi bahwa ada yang perlu diperbaiki dimana, kurangnya dimana," imbuh Gede.

Mengenai harga produk Sunday Morning, Gede mengatakan, tergantung jenis ukuran yang disediakan. Ia menyebut kopi Arabica 200 gram Rp 60 ribu sampai Rp 75 ribu. Kalau kopi Robusta sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 45 ribu yang kemasan 200 gram. "Kalau kemasan 1 kg lebih murah lagi," sebutnya.

Ia menjelaskan, konsumen produk-produk kopi Sunday Morning dari berbagai usia.
"Kalau di saya sih konsumen masih umurnya 20 sampai 30 tahun. Konsumen saya lebih banyak diangkatan millenial tapi angkatan yang lebih dewasa juga ada. Boleh dibilang 70 persen angkatan millenial," ujar Gede.

Fikri mengakui konsumennya ada yang berusia pelajar SMA. "Kalau ada yang mau belajar, kita sharing -sharing aja dari komunitas, ya udah kalau mau sharing tentang kopi silahkan. Itu umur dari 18 sampai 25, 26," kata Fikri.

Fikri menambahkan, jika ada anak-anak usia sekolah atau kuliah ingin belajar menjadi barista, dia juga memberikan kesempatan dengan mengarahkan mereka kepada teman-temannya yang memiliki kedai kopi.

Hingga saat ini, pemasaran kopi dari Sunday Morning masih seputaran Kota Kupang.
"Ada beberapa di Surabaya cuma karena pandemi ini agak kurang pesanannya. Skala produksi kita masih terbatas. Mungkin kedepannya," jelas Gede.

Menurutnya, Sunday Morning saat ini masih fokus di roast bean sementara untuk kopi halus bisa diproduksi tapi tidak banyak karena alat yang ada masih standar. Ukurannya mulai dari 200 gram, 500 gram dan juga 1 kilogram.

"Ada yang light roast, dark roast dan medium. Light itu rasanya lebih ke fruity, buah, kalau dark itu bitter, udah kita pakai untuk espresso," jelas Gede. Untuk pemesanan, bisa langsung di akun Instagram @sundaymorningroast atau WA 081339056000. (michaella uzurasi)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved