Berita NTT Terkini
Bencana Alam di Belu Telan Satu Korban Jiwa
Peristiwa bencana alam di Kabupaten Belu tahun 2021 menelan satu korban jiwa
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Peristiwa bencana alam di Kabupaten Belu tahun 2021 menelan satu korban jiwa. Selebihnya adalah kerusakan fasilitas publik dan kerugian material yang dialami langsung korban bencana.
Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belu, bencana alam yang terjadi di Kabupaten Belu tahun 2021 yakni, angin puting beliung, longsor, banjir, gelombang tinggi. Sedangkan bencana non alam adalah penyebaran wabah Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini.
• 157 Pasien Positif Covid-19 di Manggarai Barat Jalani Isolasi
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belu, Baltasar Bouk saat dikonfirmasi Pos Kupang.Com, Rabu (3/3/2021).
Dikatakannya, bencana alam yang terjadi periode Januari sampai Februari 2021 didominasi bencana longsor. Bencana ini mengakibatkan kerusakan fasilitas publik seperti jalan raya, jembatan dan bangunan. Kemudian banjir yang menyebabkan rumah warga terendam banjir dalam waktu tertentu. Selain itu, bencana angin puting beliung juga mengakibatkan kerusakan rumah warga.
• Atasi Masalah Air, Pangdam IX/Udayana Resmikan Pompa Hidran di Desa Oelnasi
Bersyukur bencana tersebut tidak sampai menelan korban jiwa tapi hanya kerugian material yang dialami korban bencana.
Sebaliknya bencana gelombang tinggi justru menelan satu korban jiwa yang hingga saat ini belum ditemukan korbannya. Bencana ini terjadi di perairan Atapupu Februari 2021. Seorang nelayan hilang diterpa gelombang tinggi saat hendak mencari ikan dini hari. Tim basarnas sudah berusaha mencari korban kurang lebih satu minggu namun belum ditemukan.
Baltasar mengatakan, kejadian bencana sering terjadi di Januari sampai Februari. Memasuki Maret 2021, kejadian bencana agak berhenti.
"Bencana alam sering terjadi Januari sampai Februari. Tapi memasuki awal Maret ini untuk sementara bencana agak berhenti", kata Baltasar.
Lanjutnya, kondisi ini sejalan dengan cuaca yang kian membaik. Curah hujan tidak terlalu tinggi seperti Februari sehingga banjir dan longsor tidak terjadi. Gelombang laut mulai normal dan angin kencang berkurang.
Ditanya mengenai penanganan pasca bencana, Baltasar menyampaikan, BPBD telah mendata, mengkaji dan melaporkan kepada kepala daerah untuk ditindaklanjuti. Penanganan pasca bencana tetap menganut asas koordinasi lintas sektor. Penanganannya bisa dilakukan oleh BPBD bisa juga oleh OPD terkait.
"Misalnya berkaitan dengan jalan rusak dan perumahan kita koordinasi dengan Dinas PUPR, lahan pertanian kita koordinasi dengan Dinas Pertanian. Kita penanganan darurat seperti logistik", terangnya. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Teni Jenahas)