Opini Pos Kupang

Kunker Presiden Joko Widodo ke NTT: Oase di Tengah Padang Gurun

Kunker Presiden Joko Widodo ke Provinsi NTT: OASE di Tengah Padang Gurun

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Kunker Presiden Joko Widodo ke NTT: Oase di Tengah Padang Gurun
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Lanjut cerita, sampai di Waikabubak, rombongan presiden terpaksa terhenti, lagi-lagi karena kerinduan rakyat Sumba Barat melihat wajah putih bersahaja sang Presiden (pengakuan salah satu warga Sumba Barat).

Tampak Bapak Joko Widodo melambaikan tangan dari dalam mobilnya sembari melemparkan senyuman walau tertutup masker.

Tak lama setelah itu, iring-iringan Presiden melanjutkan konvoi menuju Kabupaten Sumba Tengah untuk meresmikan lahan Food Estate di kabupaten tersebut.

Hujan lebat menyambutnya di sana. Tak lama berselang, seremonipun dilakukan. Di tengah guyuran hujan, presiden dengan berpayung, meninjau hamparan Food Estate di lokasi tersebut dan para petani rela kehujanan hanya karena ingin bertemu dan menghampiri Presiden walau dihalau oleh Paspampres.

Ada kisah menarik di tempat ini, dimana salah satu anggota TNI tertinggal sepasang sepatunya dalam lumpur sawah saat mengamankan kunjungan Bapak Presiden.

Setelah meresmikan lokasi Food Estate ini, Presiden melanjutkan kunjungan kerja ke Maumere-Sikka melalui Bandara Tambolaka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.

Dari rangkaian peristiwa di atas, sebagian orang hanya menyoroti soal kerumunan saja. Substansinya tidak lihat secara jujur dan komprehensif.

Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di NTT adalah bukti keseriusan beliau untuk memastikan semua program kerjanya tersampai dan terserap di masyarakat. Tidak hanya mendengar berita atau informasi dari para menterinya.

Pertanyaannya, siapa yang disalahkan terkait kerumunan di sana? Presiden? Gubernur? Bupati? Polisi?

Hemat penulis, tidak. Lalu kenapa dibandingkan dengan kejadian di Petamburan dan Megamendung. Di sana, masyarakat diundang dan sengaja dikumpulkan. Sedangkan di NTT, timbul dari niatan tulus warga.

Begitu rindunya warga terhadap sang Joko Widodo yang identik dengan kesederhanaan. Beliau adalah figur yang sangat merakyat dan berasal dari rakyat jelata.

Intinya soal perasaan hati yang harus diekspresikan dan puas bila bertemu. Kehadiran Bapak Presiden, seperti merindukan air di tengah padang pasir. Saking besarnya keinginan untuk melihat Presiden dari dekat, sepeda motor Paspampres dan satu anggota Paspampres jatuh akibat berdesakan untuk bertemu (bisa jadi ini kejadian pertama sepeda motor dan Paspampres jatuh didorong massa).

Apa mereka salah? Sekali lagi tidak! Mereka mau menjawab kerinduannya. Bagi mereka, Jokowi adalah NTT dan NTT adalah Jokowi.

Bagaimana tidak, selama 7 tahun memimpin Indonesia, sudah berulang kali beliau menyambangi NTT. Artinya begitu besar perhatiannya terhadap Nusa Tenggara Timur dengan berbagai kebijakan anggaran yang fantastis.

Rasa syukur rakyat NTT sangat besar sehingga begitu beliau mengunjungi belahan bumi Flobamora, antusiasme itu datang dengan sendirinya. Program-program Presiden yang diarahkan ke NTT yang nota bene adalah provinsi yang lama diabaikan dan kini diperhatikan secara serius. Jadi kunjungan kerja presiden ke NTT dan disambut oleh rakyatnya ibarat Oase di Tengah Padang Gurun. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved