Plasma Convalescent Penting Bagi Pasien Covid, Inilah Yang Dilakukan Komunitas Penyintas di Kupang

selalu berupaya untuk memperoleh pendonor plasma darah dari penyintas dengan suka rela melalui sarana media sosial.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Acara Ngobrol Asyk Pos-Kupang.Com, dengan mengambil tema 'Komunitas Penyintas Covid NTT, Demi Ketersediaan Plasma Convelescent', Rabu (24/2). 

Untuk persyaratan ingin masuk dan bergabung dalam komunitas penyintas ini, menurut Eduard, syaratnya sangat simple yakni langkah paling awal adalah suka rela bagi siapa saja yang ingin bergabung. Selain itu harus berlatar belakang mantan pasien Covid-19 atau orang yang pernah terpapar Covid-19.

Selain itu persyaratan lain adalah, anggota pria harus berumur 17-60 tahun, untuk wanita harus belum pernah hamil atau melahirkan. Serta sudah lolos tahapan untuk mendonorkan plasma darahhnya di PMI.

sejauh ini sudah lakukan pendonoran plasma darah sebanyak enam kali, bagaimana ceritranya hingga bisa lakukan sebanyak itu

Eduard mengatakan bahwa, dia melakukan donor plasma darah pertama kali saat sembuh dari Covid-19 ini di pertengahan bulan desember 2020 hingga saat ini.

"Saya bersyukur dengan adanya komunitas ini, sudah menjadi mercusuar bagi saudara-saudara yang keluarganya membutuhkan plasma darah. Sehingga walaupun grup kami ini tidak dapat melayani sampai ke daerah, tapi dengan keterbatasan yang kami punya, sudah bisa membantu sesama yang membutuhkan pertolongan plasma darah dalam melawan penyakit Covid-19 ini," jelasnya

Bagi penyintas yang sudah enam kali melakukan donor plasma darahnya, apakah ada dampaknya atau tidak

dr Samson Ehe Teron sebagai Kepala UTD PMI NTT menjelaskan bahwa, untuk penyintas yang melakukan donor plasma, bisa dilakukan setiap dua minggu. Karena apabila plasmanya dikeluarkan, plasma itu merupakan cairan yang berisi nutrisi dan sebagainya dapat kembali dalam waktu yang cepat apabila pendonornya lakukan asupan gizi yang bagus. Tetapi, donor plasma ini dilakukan melalui dua mekanisme yakni, 

Tahap pertama konvensional, tahap ini berfungsi seperti donor biasa. Maka yang dikeluarkan itu adalah plasma, sel darah merah dan sel trombosit.

Apabila seseorang mendonorkan secara konvensional, maka harus mengambil sel darah merah, trombosit dan lain-lain.

Jadi, saat mengambil sel darah merah dan sel-sel lain, maka harus pastikan kondisinya, maka akan dipisahkan plasmanya untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan.

Untuk pendonor yang gunakan cara konvensional, kantong yang dipakai yakni berisi 450 cc atau hampir 1/2 liter.

"Pendonor yang ingin mendonorkan plasmanya, saat kami melakukan prosesnya, wajib melalui persyaratan donor biasa, berat tubuh dan sebagainya, maka kami akan mengambil satu kantong, lalu dipisahkan di mesin kami, lalu minimal akan mendapat hasilnya kurang lebih 200-220 cc plasma," jelasnya

Jika pendonor yang melakukan menggunakan cara ini, wajib menunggu 75 hari untuk mendonor lagi. Tetapi apabila dari donor konvensional lalu pindah ke donor mesin, maka dapat dipastikan dalam dua minggu dapat lakukan proses pendonoran lagi.

Ia menyampaikan, sampai saat ini, pendonor plasma convelesce di PMI NTT sebanyak 286 orang (laki-laki 239, perempuan 47 orang). 

Yang mendonorkan secara konvensional sebanyak 191 orang, namun yang gunakan mesin sebanyak 95 orang.

Halaman
123
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved