Tanggapan Frater Yohanes Kepsek di Ende Terkait SE Mendikbud UN Ditiadakan
Tanggapan Frater Yohanes Kepsek di Ende Terkait SE Mendikbud un ditiadakan
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
"Sedangkan yang diluar kota, diupayakan untuk di tlp peserta didik atau orang tua peserta didik, agar menyelesaikan dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh bapak dan ibu guru. Sebab, konsekuensi kalau tidak ada nilai, maka tidak lulus," ungkapnya.
Frater Yohanes menegaskan, walau UN ditiadakan, namun diharapkan semangat belajar tetap hidup dan berkobar dalam nubari peserta didik.
"Sebab, belajar bukan hanya sekedar untuk dapat angka atau nilai, melainkan untuk hidup, untuk masa depan," tegasnya.
Mengutip ungkapan Seneca, seorang filsuf dan pujangga Romawi, Frater Yohanes tegaskan, "belajar bukan untuk sekolah , melainkan untuk hidup".
"Inilah makna sesungguhnya dari pendidikkan, yang secara etimologi berasal dari bahasa latin "educare", yakni dari kata ducare, berarti menuntun, mengarahkan, atau memimpin" dan awalan "e", berarti "keluar"," ungkapnya.
Jadi, lanjutnya, pendidikkan berarti kegiatan "menuntun keluar", dari kegelapan menuju terang, dari awidya menuju widya, dari tidak/kurang berpengetahuan menuju berpengetahuan, dari kebodohan menuju kepandaian atau kepintaran.
"Dengan demikian, ketika seseorang pandai atau pintar, maka ia bisa hidup. Mengapa? Sebab dengan belajar, seseorang menjadi pandai atau pintar, dan dengan kepandaian atau kepintarannya, maka ia bisa hidup," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)