Begini Tanggapan Penyintas Covid-19 Atas Pelayanan Rumah Sakit

Sementara itu, dr. Finna Inabuy, dari laboratorium biokesmas baru mengaku, hingga saat ini, ia bersama 21 laboran belum mendapat perhatian yang serius, baik dari sisi anggaran untuk laboran hingga perhatian pada laborarotium itu sendiri.

Dirinya juga mengatakan telah melakukan komunikasi ke pihak dinas kesehatan provinsi dan gubernur NTT dan diharapkan agar rencana yang telah ia sampaikan agar segera di laksanakan.

Selain menjelaskan terkait pentingnya alat extrak pool tes otomatis yang diklaim bisa melakukan pemeriksaan sampel sebanyak 1.056 per hari, dia juga menjelaskan belum adanya tempat karantina terpusat di kota Kupang  yang bisa digunakan agar pasien covid-19 dapat terkontrol dengan baik.

Dirinya juga menegaskan, agar apa yang dihasilkan dari laboratoriun  harus di maksimalkan, termkasud rencana pool test ini dan untuk mendukung hal ini, maka perlunya tempat karantina terpusat agar memudahkan untuk memonitor pasien konfirmasi, tanpa gejala atau pun pasien reaktif dengan baik. Karena menurutnya, banyak keluarga yang terkonfirmasi positif akibat tidak adanya tempat karantina ini.  

Juga perlunya sosialisasi yang masif kepada pasien sehingga ketika pasien terkonfirmasi positif maka akan diarahkan pada tempat yang sudah ditentukan, sambung dr. Finna.

• Benny Harman Berani Katakan Ini Pada Jokowi: Cepat Bubarkan Cyber Army Kalau Inginkan Rakyat Bicara!

• Masa Jabatan Bupati Berakhir Besok, Sembilan Kabupaten di NTT Akan Dipimpin Pelaksana Harian 

• Bupati Malaka Stefanus Bria Seran  : Warga Jangan Main-main Dengan Pandemi Covid-19

"Misalnya, pasien harus di arahkan dulu ke puskesmas minta rujukan, di antar ke satgas kota dan dari satgas kota akan ambil sampel dan bawah ke laborarotium. Ini alur sederhananya. Dan kami sering layani orang langsung di laborarotium, padahal ini gangguan" tandasnya.   (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)