Begini Tanggapan Penyintas Covid-19 Atas Pelayanan Rumah Sakit

minimnya tes PCR dan strategi melawan  covid-19 di NTT" , Selasa (15/2) sekira pukul 19.30 WITA yang digelar secara virtual.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Forum Academi NTT 

Begini Tanggapan Penyintas Covid-19 Atas Pelayanan Rumah Sakit

POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Penyintas covid-19 mengeluhkan penangan tim medis terhadap pasien covid-19 yang mendatangi rumah sakit pada saat hendak melakukan pengobatan ataupun konsultasi berkaitan dengan penanganan covid-19.

Ludji Michael Riwu Kaho, salah seorang penyitas covid-19 yang baru dinyatakan sembuh, membeberkan keluhannya pada saat diskusi bersama dalam acara bertajuk obrolan malam yang digelar oleh Forum Academia NTT (FAI) dengan tema  "minimnya tes PCR dan strategi melawan  covid-19 di NTT" , Selasa (15/2) sekira pukul 19.30 WITA yang digelar secara virtual. 

Dalam obrolan tersebut, Ludji mengatakan pada tanggal  20 januari lalu, ia melakukan rapid antigen dan hasilnya menunjukan ia negatif. Disaat bersamaan, kata Ludji,  dirinya harus mengantar anak dan istri ke rumah sakit untuk melakukan tes rapid antigen dan diketahui reaktif. 

Setelah itu, dia menjelaskan, bersama anak dan istrinya, diarahkan ke rumah sakit (RS) agar dilakukan penanganan lanjutan, namun ketika dirinya tiba di dua RS ternyata tidak ada tindakan apa-apa.

"Kami di arahkan ke rumah sakit "A" dan jawaban dari RS bahwa tidak bisa ditangani karena pegawai sudah pulang, kemudian di arahkan ke RS B, kami ke RS B dan dua jam menunggu juga tidak ada tanggapan apa-apa dan hanya mengatakan ini hanya gejala ringan sehingga boleh pulang. Itu jam 1.30 pagi tanggal 21 Januari" jelasnya.

Ia menerangkan, karena istri dan anaknya sudah drop sehingga ia memutuskan kembali ke rumah dan melakukan rapid tes antigen keesokan harinya dari laboratorium RS Mamai dan diketahui dirinya juga reaktif.

Pasca mendengar informasi demikian, Ludji bersama istri dan anaknya melakukan swab tes PCR namun di semua rumah sakit ternyata penuh sehingga ia pun disarankan untuk melakukan swab tes PCR secara mandiri dengan biaya 900 ribu dan hasilnya harus menunggu 4-5 hari kedepan.

"Untuk sehat, jual celana pun okelah. Tapi itu juga tidak ada informasi apa-apa" ujarnya.

Namun karena adanya pertemanan baik dari anaknya dengan beberapa dokter, Ludji dan keluarganya melakukan swab tes PCR di laboratorium biokesmas NTT dan hasilnya keluar pada hari ke empat.

Dia menilai, penanganan pasien yang terkonfirmasi dan diketahui reaktif belum sepenuhnya optimal. Ia merasa, tidak adanya resep dan arahan yang jelas, pada saat sedang mengalami kejadian tersebut.

Selain itu, Ia juga mengkritisi absennya pihak swasta dalam memerangi covid-19 di NTT, karena menurutnya pilar tata kelola pemerintahan ada masyrakat, swasta dan pemerintah.

"Saya kok melihat swasta absen dalam hal ini. " Peran swasta secara umumnya, mesti digalakan untk membantu negara yang sedang terbata-bata, mestinya semua harus bekerja bersama" katanya.

Dirinya menyarankan agar semua pihak untuk bersama membangun sistem yang baik sehingga adanya suatu sistem informasi dan perhatian yang serius atas Pandemi ini, juga perhatian kepada tenaga kesehatan (nakes).

"Pasien yang negatif dan positif di buat dalam satu sistem informasi yang boleh diakses oleh semua pihak, sehingga ketika dia kemanapun orang sudah tau dan adanya kesamaan data" terangnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved