Breaking News

Masyarakat Diminta Waspada Puncak Hujan di NTT Hingga 16 Februari 

terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan BMKG Jakarta dan BMKG Kupang untuk terus mengupdate dan melakukan akurasi data peringatan dini. 

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Kepala BPBD NTT, Thomas Bangke 

Masyarakat Diminta Waspada Puncak Hujan di NTT Hingga 16 Februari 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Puncak hujan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan masih akan berlangsung hingga 16 Februari 2021 mendatang. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada. 

Demikian disampaikan Kalak BPBD NTT Thomas Bangke saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu (13/2). 

"Kita di NTT puncak musim hujan terjadi pada bulan Februari ini. Sampai tanggal 16 ini (16 Februari 2021) intensitas hujan makin tinggi jadi masyarakat agar tetap waspada," ujar Thomas.

Ia mengatakan, pihaknya telah mengirim data peringatan dini kepada seluruh jajaran BPBD kabupaten kota di NTT terkait hal itu. "Kita sudah mengirim peringatan dini dari BMKG Jakarta ke kabupaten agar tetap siap," tambah Thomas. 

Pihak BPBD NTT, kata dia, terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan BMKG Jakarta dan BMKG Kupang untuk terus mengupdate dan melakukan akurasi data peringatan dini. 

Pemerintah provinsi sejatinya telah menetapkan status siaga Bencana Hidrometeorologi di wilayah provinsi NTT sejak Desember 2020. Status Siaga Bencana tersebut ditetapkan hingga Juni 2021 melalui surat keputusan Gubernur NTT tentang status dan Penanganan Siaga Bencana Hidrometeorologi di Provinsi NTT. 

Berdasarkan peta resiko bencana BPBD NTT,  khusus ancaman bencana hidrometeorologi yang disebabkan curah hujan yang tinggi seperti banjir dan longsor berpotensi terjadi seluruh daratan Flores dan Lembata, di Kabupaten Kupang, Kota Kupang, TTS, Malaka dan Belu untuk Pulau Timor serta  wilayah Sumba Timur dan sebagian kecil Sumba Barat di Pulau Sumba. Sementara itu, untuk potensi angin puting beliung berpotensi terjadi di TTU, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Alor.

"Untuk itu diharapkan para bupati bersama komponen pentahelix agar  selalu siaga mengaktifkan posko 24 jam untuk memperoleh informasi bencana karena dibutuhkan akselerasi percepatan evakuasi dan percepatan distribusi logistik," kata Thomas. 

Berharap Banjir Surut

Terkait situasi Banjir bandang yang merendam rumah warga dan fasilitas publik di Mbay Kabupaten Nagekeo sejak Jumat (12/2) malam, Thomas berharap agar dapat segera surut.

"Kita sudah koordinasi dengan kepala BPBD Nagekeo, ketinggian banjir bervariasi hingga 50 cm dari permukaan tanah. Kita berharap malam ini sudah surut," ujarnya. 

Berdasarkan laporan BPBD Nagekeo, jelas Thomas, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan materil yang berarti dalam banjir tersebut. "Tidak  ada kerusakan, hanya tumpukan sampah yang dibawa banjir," kata Thomas. 

Berniat Mencari Sinyal HP, Sabur  Diduga Tewas Tersambar Petir

Sejumlah Rumah Warga di Desa Tendakinde-Nagekeo Terendam Banjir

Mengintip Siselo Susurang, Festival Kampung Wuring Suku Bajo dan Bugis di Pantai Utara Flores

Karena itu, pihak BPBD Nagekeo bersama potensi yang ada melakukan pembersihan di lokasi banjir. Pihak BPBD, kata dia, tetap berada di lokasi untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.  (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved